[18] BERDUA DENGANMU!!

267 116 120
                                    

“Hanya berdua bersamamu yang membuat hatiku tak kunjung henti berdegup kencang.”

••

Angin kencang menembus tubuh Kiara, rambutnya yang berlarian ke sana dan kemari membuatnya terus menerus merapihkan rambutnya itu agar tidak terlalu berantakan seperti orang gila. Apalagi ada Ilham yang tak suka jika melihat rambutnya itu berantakan.

“Ehh, toko es krimnya udah kelewat,” ucapnya menoleh ke toko itu yang sudah terlewat begitu jauh. “Katanya mau beliin aku es krim?”

Ilham tak menggubris perkataan Kiara, ia tetap melajukan sepedanya kencang. Tak peduli jika perempuan itu menggerutu sendiri.

“ILHAM! LO TULI ATAU GIMANA, HAH!” teriak Kiara, beberapa kali memukul punggung Ilham.

Tak beberapa lama kemudian, Ilham pun menghentikan sepedanya di depan toko yang sedang tutup, sekalian meneduh karena hujan turun begitu cepat. Derasnya hujan membuat Kiara ketakutan, apalagi suara petirnya.

“Kenapa harus berhenti di sini, kenapa gak di warung aja?” tanya Kiara yang nampak ketakutan bak anak kecil. “Seharusnya kita berhenti di situ, bukan di sini. Mana sepi lagi, kan gue jadi takut. Gue gak mau di-”

“BISA DIEM GAK!” sentak Ilham.

Kiara pun langsung terdiam, menundukkan kepalanya sebab takut kepada Ilham jika sudah marah seperti ini. Apalagi cowok ini selalu bersikap tegas, dan marah-marah tidak jelas. Itupun jika dia marah, Ilham bisa melampiaskan ke siapapun yang dekat dengannya.

“Lo bawel banget, gue pusing dengernya!”

“Maaf,” lirih Kiara. Tak berani menoleh.

Ilham menghela kecil, mengatur napasnya yang memburu, “Gue yang maaf karena marah sama lo tadi.”

Kiara tak salah dengar? Cowok itu langsung meminta maaf kepadanya. Biasanya ketika dia sudah marah, Ilham tidak pernah meminta maaf langsung dan beberapa hari seperti dia sudah melupakan apa yang telah dia perbuat. Kemarahannya membuat Kiara sedikit demi sedikit sakit hati, apalagi waktu masa SMP. Ilham sering sekali marah-marah kepadanya.

Kiara baru berani menoleh, ia lihat wajah cowok itu yang kembali menjadi dingin.

“Iya gapapa, gue udah terbiasa kok.”

Perkataan itu, menyakiti perasaan Ilham. Baru tersadar olehnya jika selama ini ia selalu memarahi Kiara. Jujur saja, Ilham kesal karena Kiara yang bawel dan selalu menganggu hidupnya.

“Dingin,” gumam Kiara kedinginan, badannya yang menggigil membuat Ilham bergegas melepaskan jaketnya. Jaket itu ia pakaikan kepada Kiara.

“Pake, nanti lo sakit,” tubuh mereka yang sangat dekat. Kiara pun memakai jaket itu pelan-pelan sambil menatap wajah Ilham.

“Besok aja gue beliin es krim buat lo.”

“Makasih,” Kiara tak sempat pikir dengan sikap Ilham hari ini. Apa mungkin karena Ilham putus dengan pacarnya, ia bersikap seperti ini kepadanya layaknya berpacaran. Apa Ilham menganggapnya sebagai pacarnya itu yang bernama Olivia?

Kiara penasaran, ia mengatakan unek-unek nya kepada Ilham.

“Lo kenapa hari ini bersikap sedikit baik sama gue?” tanya Kiara. “Apa gue tau semua rahasia lo?”

KIARILHAM【END】 Onde histórias criam vida. Descubra agora