Prioritas : 29

1.2K 111 12
                                    

Saat ini kantin tengah di buat heboh dengan keberadaan sepasang kekasih yang memilih makan dengan orang lain dari pada dengan pacar mereka. Terlihat di salah satu meja terdapat tiga orang murid dengan dua diantaranya laki-laki dan satu perempuan.

Abila, Lintang dan Jayden kini duduk bersama di satu meja dengan makanan dan minuman yang sudah mereka pesan, sementara di dua meja dari meja yang Abila tempati ada Lio dan Aruna.

Abila dan ke dua siswa itu terlihat senang dengan canda tawa yang dibangun oleh Lintang dan Jayden dimana keduanya sama-sama memiliki humor yang rendah dan bisa membuat Abila tertawa renyah.

"Gue nggak nyangka, ternyata humor lo rendah juga."

Jayden menanggapi ucapan Lintang dengan tawanya, "Hahaha, gue kira yang humornya serendah ini tuh cuman gue. Di kelas gue, cuma gue yang punya selera humor serendah ini, Kak."

"Yang bener?" kata Abila penasaran.

Jayden menoleh kepada Abila yang duduk tepat di sebelahnya, "Bener. Ga nyaman sebenarnya tapi ya sudah, lah."

"Seharusnya lo bisa kontrol diri lo, nanti kalo kebiasaan lo bisa gila tau, ga!" kelewat jujur. Jawaban Lintang kadang suka bikin sakit hati.

"Ya, habis gimana lagi, Kak, orang lucu masa gue nangis, sih."

"Ya enggak gitu juga konsepnya, Jamaludin!"

Abila sebagai penikmat canda tawa keduanya hanya bisa diam dan sesekali ikut tertawa. Ternyata Jayden orang yang asik dan mudah beradaptasi dengan seseorang yang yang baru ia kenal terbukti saat ini laki-laki itu terlihat nyaman-nyaman aja.

Mengapa mereka bertiga bisa di satu meja yang sama? Awalnya ini bermula dari Lintang yang mengajak Abila untuk ke kantin bersama tapi dikarenakan ada Jayden di kelas, hal hasil Lintang terpaksa mengajak Jayden. Abila pun tidak keberatan.

Abila membuka ponselnya ketika merasakan ada getaran di dalam saku seragamnya, saat dilihat rupanya pesan masuk dari Lio.

Berhenti ktwa. Gatel!

Mata Abila memutari kantin mencari keberadaan di mana Lio duduk, ternyata ada di dua meja dari mejanya saat ini. Abila sempat memiliki rasa takut dengan tatapan yang Lio beri tapi semua itu hilang ketika matanya bergeser sedikit ia sudah menemukan keberadaan Aruna yang duduk begitu mepet dengan Lio.

Apabila membuka pesan yang dikirimkan oleh Lio, membacanya lalu membalas secara singkat. Di taruh kembali ponselnya ke dalam saku dan gadis itu memilih bergabung lagi dengan Lintang dan Jayden yang kembali membuka topik baru.

Di pojok kantin tepatnya di dekat outlet bakso ada Lia, Okta, Ririn, Farhan dan Ghani yang sedang memperhatikan dua teman mereka yang jika dilihat seperti seseorang yang sedang saling berbalas dendam, padahal sebenarnya tidak ada niat seperti itu.

"Kalau dilihat-lihat Abila kelihatan senang banget ya sama Jayden dan Lintang."

"Iya bener, aura Abila kelihatan lebih terpancar aja kayak gak punya beban. Ga kaya biasanya." lanjut Okta menyambung kalimat Lia.

"Tapi kalian nyadar ga sih, Abila kaya orang bales dendam gitu." jiwa ghibah yang di pendam sejak tadi akhirnya meluap, Farhan sudah tidak bisa menahan hasrat untuk berghibah di tambah objeknya adalah Lio, temannya.

Ririn menelan kuah baksonya, "Ga ada yang bales dendam di antara mereka, Han. Tapi kalo menurut pandangan gue Abila emang kaya lebih nyaman aja ke Lintang secara kalian tau Lintang sesayang apa sama Abila dan di tambah ada tuh ade kelas yang kayanya tertarik sama Bila."

Ghani menatap Ririn, "Tapi logika lah, Rin. Abila ga pernah kaya gini lho selama lima bulan terakhir."

"Bener. Apa jangan-jangan Bila udah mulai bosen ya sama Lio?"

Prioritas [Selesai]Where stories live. Discover now