8

1.7K 275 29
                                    



























Genap satu pekan tinggal bersama, satu sama lain perlahan mulai mengetahui kebiasaan masing-masing. Seperti Taehyung yang sulit dibangunkan ketika pagi, bocah pemalas. Anak manja yang paling disayang di keluarganya, tidak peduli dimana dia tinggal sekarang. Lalu Jungkook, laki-laki disiplin. Di rumahnya dia memiliki peraturan yang berlaku dan Taehyung sebenarnya tahu itu. Tapi sekali lagi, dia tidak akan mudah tunduk.

Taehyung tahu jika saat pagi, Jungkook selalu melakukan olahraga ringan. Ketika sekarang dia sudah berpindah kamar, di pagi hari dia akan mendapatkan ketukan beberapa kali di kamarnya. Lalu jika tidak ada jawaban laki-laki itu akan masuk dan menarik selimutnya, membuat Taehyung terbangun paksa karena merasakan angin dingin yang menyapu kakinya yang tidak tertutup selimut.

Bocah itu akan dengan terpaksa mengikuti apa yang Jungkook lakukan dengan wajah malas yang mengantuk, terkadang sambil menutup matanya.

Tapi ada satu waktu dimana Taehyung sudah memikirkan ide brilian yang mungkin bisa menghentikan apa yang Jungkook lakukan selama ini. Kamar yang sudah menjadi miliknya, bukankah dia bisa menguncinya dari dalam? Taehyung melupakan itu.

Sayangnya tidak semulus seperti apa yang dia rencanakan sebelumnya. Bukan lagi ketukan yang dia dapatkan, kali ini gedoran keras dan sekali lagi membuatnya terbangun dengan paksa.

"Aku bisa mendobrak pintu ini kalau kau tidak membukanya sekarang juga."

Menelan paksa ludahnya ketika tenggorokannya terasa kering di pagi hari. Sebenarnya dia ingin membiarkannya saja. Masa bodoh dengan pintu yang mungkin sebentar lagi akan rusak. Lagipula ini rumah Jungkook dan dia sendiri yang merusaknya. Tapi kalau mengingat seberapa banyak uang yang Jungkook miliki, Taehyung juga tidak mengetahuinya. Mengganti pintu rusak bukanlah perkara yang sulit untuknya. Bahkan seratus kali dia merusaknya, sepertinya itu tidak akan menjadi masalah, dan Taehyung sadar sepertinya apa yang dia rencanakan akan menjadi sesuatu yang percuma.

"Dasar laki-laki tidak pengertian!"

Taehyung bangkit setelah menyingkirkan selimutnya dengan kasar. Benda itu tergolek kusut di ranjang miliknya, sementara dia berjalan dengan cepat ke arah pintu dan membukanya dengan segera.

Di luar sudah ada Jungkook yang tangannya terkepal di depan wajah Taehyung ketika dia sudah membuka pintu kamarnya, bermaksud ingin memukul permukaan pintu itu lagi jika responnya tidak terlambat. Tangannya hampir saja memukul wajah Taehyung.

"Orang tua bisa sabar sedikit tidak sih."

Taehyung menggerutu tidak senang. Wajahnya tertekuk, kesal selain juga karena mengantuk.

Tapi Jungkook sepertinya tidak akan lagi lunak pada bocah itu. Ketika dia maju satu langkah, seketika Taehyung menjauhkan diri, tapi lengannya dicekal agar tidak kabur.

"Tidak ada pintu kamar yang terkunci lagi di rumahku."

Penuh dengan penekanan di setiap kata-katanya sebelum berbalik pergi. Taehyung masih diam dengan wajah kesal.

Dia memang menumpang, tapi dia juga masih butuh privasi. Bagaimana bisa Jungkook bertinda demikian, bagaimana jika terjadi sesuatu. Mungkin saat Taehyung selesai bergantu baju dan Jungkook tidak sengaja masuk, misalnya.



















Sinéad

Tentang Taehyung yang sudah beberapa lama hidup menumpang, dia mulai tahu diri. Bagaimana bersikap di tempat tuang rumah meskipun gerutuan masih sering keluar dari mulutnya. Jungkook akan baik jika dia menjadi anak penurut dan melakukan semua tugasnya dengan benar.

SinéadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang