25 - Home

10.4K 821 47
                                    

SHEENAZ

"Kunci mobil kamu mana?" Tanya Vino seraya mengulurkan tangannya ke arahku ketika aku baru saja keluar dari kamar hotel setelah berganti pakaian.

Acara resepsi sudah selesai sejak dua jam yang lalu. Orang tuaku beserta sanak saudara memilih untuk menginap di hotel ini. Aku dan Vino memilih untuk pulang ke apartemen dikarenakan aku ada jadwal operasi pagi sedangkan Vino ketika ditanya, ia malah mengikutiku untuk pulang ke apartemen, padahal aku tahu Vino saat ini sudah mencapai batas limit-nya. Sudah jetlag ditambah lagi ia belum istirahat sama sekali sejak sampai Jakarta pagi hari tadi. Aku yang lihatnya aja udah capek duluan.

"Buat apa?" Kataku menjawab pertanyaannya.

"Sini aku aja yang nyetir."

Mendengar ucapannya seketika aku berdecak sebal. Tuh kan apa aku bilang?!

"Udah malam, Sayang." Ucap Vino lagi ketika melihatku yang bukannya menyerahkan kunci mobil kepadanya tapi malah menatapnya sebal.

"Kalau-kalau kamu lupa, you haven't a proper rest, Vino. Kamu amnesia apa gimana sih?" Tanyaku tidak habis pikir.

Vino malah tertawa geli lalu mengacak-acak rambutku sebentar sebelum akhirnya menyahuti perkataanku.

"Nyetir dua puluh menit nggak akan berasa. Udah siniin kunci mobil kamu."

"Kamu pilih deh." Kataku tegas.

"Pilih apa?" Tanya Vino bingung.

"Aku yang nyetir atau kamu malam ini tidur di sini aja?"

"Naz..."

Aku berdecak lagi, "Pilih Vino." Kataku memasang wajah serius.

Vino menggaruk tengkuknya lalu mendesah pasrah, "Oke, fine."

"Which one?"

"The first one." Ujarnya yang membuatku seketika tersenyum manis ke arahnya.

"Good boy. Yuk kita pulang!" Kataku sembari menggandeng tangannya menuju parkiran hotel.

***






Setelah dua puluh menit perjalanan, mobilku memasuki pelataran apartemen Vino, lalu setelah memarkirkan mobil kami berdua langsung menuju unitnya yang berada di lantai 22.

Di dalam lift Vino sudah beberapa kali menguap yang menandakan dirinya memang sudah benar-benar lelah dan mengantuk sejak tadi.

Ketika sampai di unitnya, aku segera menyuruhnya untuk beristirahat setelah sebelumnya aku melihat Vino sudah selesai berganti baju dan juga bersih-bersih.

Bukannya kembali ke kamar dan tidur di sana, Vino malah berjalan menuju sofa bed yang berada di ruang tamu apartemennya lalu mendudukkan dirinya di sana sambil menyandar pada punggung sofa tersebut.

"Lho? Kamu ngapain di situ? Ke kamar dan tidur, Vino. Asli, kenapa ya kamu tuh susah banget dari tadi aku suruh untuk istirahat?" Ujarku sembari menghampirinya dan duduk di sampingnya.

Dengan mata ngantuknya Vino tersenyum menatapku, "Kamu di sini aja, ya?"

Aku mengangguk, "Iya, aku temenin sampai kamu tidur baru aku pulang." Kataku seraya mengusap-usap keningnya lembut.

"Tidur di sini aja, udah malam." Ucap Vino kembali.

Aku diam. Menimbang-nimbang apakah harus aku iyakan permintaannya atau tidak.

Vino meraihku ke dalam dekapannya lalu sebelah tangannya yang bebas menyelipkan rambutku ke belakang telingaku.

"Just sleep here with me." Ucap Vino sebelum benar-benar terlelap.

CITO. [COMPLETED]Where stories live. Discover now