28 - This Is How You Fall In Love

10.4K 802 46
                                    

SHEENAZ

Aku meregangkan tubuhku ketika selesai berkonsultasi dengan pasien terakhirku untuk hari ini sembari mulai membereskan berkas-berkas untuk diberikan kepada suster Hanum supaya suster Hanum bisa menulis laporan untuk hari ini.

Lalu, pintu ruanganku di ketuk dari luar, kemudian suster Hanum masuk ke dalam ruangan setelah aku persilahkan.

"Ini berkasnya ya, Sus. Oh iya, untuk rekam medisnya Leo, biar saya saja yang menulis laporannya karena ada beberapa hal yang harus saya cek dan juga harus berkonsultasi dengan departemen anestesiologi." Ucapku pada suster Hanum sembari memberikan semua rekam medis kecuali rekam medis milik Leo.

"Baik, dok. Saya permisi kalau begitu."

Aku mengangguk cepat kemudian kembali bersiap-siap untuk pulang karena hari ini jadwalku sudah selesai.

Baru saja aku menutup pintu ruanganku, sebuah suara memanggilku dari arah kiriku.

Laras melangkah cepat untuk menghampiriku dengan wajah sumringahnya.

"Lo udah selesai, kan?" Tanya Laras begitu sampai.

Aku mengangguk lalu memperhatikan Laras dari atas sampai bawah dan seketika melirik jam di pergelangan tangan kiriku yang menunjukkan pukul setengah enam sore.

"Tumben banget jam segini lo udah kelar?" Tanyaku menatapnya sangsi soalnya jarang-jarang Laras jam segini sudah rapi seperti ini.

"Ada anak magang tiga orang yang ngebantu Gema hari ini. Jadi gue disuruh balik sama dia karena katanya kasian gue udah dua malam nggak pulang-pulang." Ucapnya meringis sembari menekan tombol lift di depannya.

Sontak aku tertawa prihatin, karena memang dari semua departemen yang ada di rumah sakit ini, departemen Laras lah yang paling sibuk.

"Ya syukur deh jadi lo bisa istirahat hari ini. Lo balik bareng Erlan?" Tanyaku begitu berada di dalam lift.

Laras menggeleng, "Gue bawa mobil. Erlan lagi ada conference di lantai lima."

Aku mengangguk-anggukkan kepala mengerti sambil mengotak-atik handphone-ku.

"Lo di jemput Vino?" Ucap Laras begitu pintu lift terbuka di lantai dasar.

Aku menggeleng, "Vino masih di Kempi."

"Ya udah balik bareng gue aja."

"Baru gue mau nebeng." Ucapku menyeringai lebar. "Soalnya jam segini taksi atau gocar suka nggak mau nge-pick up."

"Ya udah ayo. Mobil gue di parkiran timur."

Kami berdua lalu berjalan menuju tempat di mana mobil Laras terparkir.

Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk sampai di apartemenku.

"Thank you Laras cantik." Ucapku sembari melepaskan seat belt begitu mobil Laras berhenti di depan lobby apartemen.

"Gue langsung ya pengen rebahan soalnya." Ucapnya yang langsung aku angguki.

"Safe drive, Ras." Ucapku begitu keluar dari mobilnya.

Laras mengangguk lalu kemudian membunyikan klakson mobilnya satu kali sebelum kembali mengemudikan mobilnya.

Begitu mobil Laras sudah tidak terlihat, aku langsung berjalan ke arah lift untuk membawaku menuju unitku yang berada di lantai 26.

Pintu lift berdenting lalu terbuka begitu sampai di lantai 26. Baru saja aku melangkahkan kakiku keluar dari lift pandangan mataku langsung tertuju pada sosok lelaki yang tengah menungguku sambil menyandarkan punggungnya pada dinding di samping unitku berada.

CITO. [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora