05 - Avoidance

13K 1K 81
                                    

SHEENAZ

Weekend kedua di bulan Januari dengan cuaca yang sedikit tidak bersahabat karena sedari semalam hujan tak kunjung berhenti.

Pagi ini aku sedang berada di Pondok Indah, tepatnya menginap di sini untuk menghabiskan waktu weekend-ku dengan bersantai bersama kedua orang tuaku.

"Kak Ando kapan ke Jakarta, Mah?" Tanyaku ke arah Mama yang sedang menyiapkan sarapan bersama dengan Mbak Nana asisten rumah tangga yang bekerja di sini.

Alejandro atau biasa aku panggil Kak Ando, dia adalah kakakku yang saat ini sedang berada di Swiss selama kurang lebih dua tahun untuk menyelesaikan penelitiannya di sana

"Lusa. Kamu yang jemput ya, Naz. Mama sama Papa ada seminar kesehatan di Senayan dan kayaknya jadwalnya sama kayak Kakakmu pas landed di CGK." Jawab Mama seraya menata makanan di atas meja makan.

"Okay. Lusa nanti jadwal aku juga cuma visite doang." Ucapku menyanggupi.

"Bawa mobil Mama aja. Mobil kamu masih diurus surat-suratnya, kan?" Tanyanya yang aku jawab dengan anggukan kepala. "Atau kamu mau di antar sama Pak Didi ke bandaranya?" Tanyanya lagi yang kali ini Mama menyebut nama supir kami.

"Nggak usah soalnya aku kan dari rumah sakit." Ucapku seraya mendudukkan diri di kursi meja makan.

"Ya udah kalau gitu. Pah sarapan dulu!" Ucap Mama memanggil Papa yang sedang sibuk dengan ikan-ikannya di kolam belakang.

Tidak lama kemudian Papa muncul dengan setelan olahraganya dan langsung menuju wastafel untuk mencuci tangannya.

Kami bertiga pun langsung menyantap sarapan yang menu hari ini adalah scrambled egg, avocado toast, dan juga oatmeal.

"Kamu beneran baik-baik aja selama di Ascott?" Papa bersuara di tengah kunyahan avocado toast-nya.

Aku mengangguk lalu tersenyum meyakinkan. Aku tahu ke mana arah pembicaraan ini.

"Kamu nggak mau pindah ke sini aja?" Tanyanya lagi menatapku dengan khawatir.

Papa dan Mama memang awalnya menolak kalau aku tinggal di apartemen. Alasannya karena mereka khawatir kalau-kalau gangguan kecemasan yang aku derita datang kembali.

Aku mempunyai pengalaman yang buruk sewaktu kecil. Aku pernah diculik dan disekap di tempat yang gelap dan sempit disaat aku berumur 8 tahun, karena kejadian itu aku mengalami yang namanya avoidance.

Avoidance adalah suatu tindakan penghindaran dan juga salah satu gejala awal dari gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder atau PTSD).

Sebagai contoh, aku selalu mengalami sesak napas ketika aku berada di tempat yang gelap dan sempit, bukan hanya itu ketika menaiki lift yang di mana di dalam lift tersebut penuh dengan orang, tubuhku akan gemetar hebat.

Oleh karena itu, aku selalu menghindari tempat-tempat seperti yang aku sebutkan di atas dan untuk kasusku yang selalu gemetar setiap menaiki lift yang penuh, aku akan meminum obat anti-depresan untuk menghilangkan kecemasan yang berlebihan sebelum aku menaikinya atau kalau tidak ada hal yang mendesak aku akan menunggu lift yang berikutnya datang.

CITO. [COMPLETED]Where stories live. Discover now