4

5K 667 27
                                    

Sekarang, di depan Athy dan Aira terdapat berbagai macam makanan manis, mereka juga duduk berhadapan dengan Claude dan Felix yang masih setia di belakangnya.

Suasananya hening, namun keheningan itu di pecahkan oleh Claude.

"Aku tidak pernah mendengar kalau kalian bisu

Pendiam sekali, tidak seru"

Athy mulai gelagapan mencari ide untuk menanggapi ucapan Claude.

"Athi, bisa bicara "

"Aira, juga bisa bicara"

Mereka berdua akhirnya bersuara.

"Akhirnya aku bisa mendengar suara kalian

Kenapa sampai sekarang kalian tidak bicara apa-apa? "

"Tuan, maaf saya lancang berbicara tapi katanya anak-anak seumur tuan putri memang pemalu" Felix membuka suara.

"Begitu ya, Felix. "

"Ya, yang mulia"

"Keluarlah"

Athy menatap Felix dengan tatapan 'jangan pergi! '

Dengan ragu-ragu, Felix pun pergi dari ruangan tersebut.

Kini hanya ada Claude, Athanasia, dan Airene di dalam ruangan.

"Jadi Athy dan Aira adalah nama panggilan kalian berdua ya.. "

Suasana pun hening.

"Athanasia ya, apa kau tahu arti dari nama itu? " Claude bertanya.

Athy dan Aira hanya terdiam, itu adalah nama raja yang memiliki arti keabadian.

"Untuk seorang anak, terlebih lagi pada anak perempuan, beraninya dia menggunakan nama itu.

Kalau dia masih hidup, tubuhnya langsung di tarik hingga putus pun tidak akan cukup"

Athanasia terlarut dalam pikirannya sedangkan Airene ketakutan dengan ucapan Claude tadi yang mengerikan.

"Airene..

Apa kau tahu arti dari nama itu? "

Aira hanya berkedip mendengar pertanyaan dari Claude.

"Airene berarti udara sejuk, aku menamaimu seperti itu karena saat pertama kali melihatmu, kau tidak menangis seperti saudarimu melainkan kau hanya bernafas dengan lembut.

Nafasmu itu rasanya seperti bisa menyejukkan orang-orang di sekitarmu, maka dari itu aku memilih nama Airene" Claude menghentikan bicaranya, ia menatap Airene dengan tatapan yang lebih lembut.

Airene menatap Claude dengan tatapan senang, karena ia telah memberinya nama yang Aira suka.

Athy hanya mengangguk kecil mendengar ucapan Claude, 'yah, kuakui ia tidak buruk dalam menamai saudariku, bahkan itu cocok untuknya'

Athy tiba-tiba terdiam dalam pikirannya, 'kenapa sepertinya aku nyaman dengan nama itu?, yah mungkin karena nama itu memang benar-benar pantas untuk nya? Bisa saja begitu kan'

"Kenapa diam saja? Makan

Aku sudah sengaja memesan makanan yang di sukai anak-anak, kalau tidak makan aku tidak ada pilihan lain selain menghukum orang orang yang membawakan ini"

Claude menatap mereka berdua dengan tatapan mengerikan di mata kedua gadis kecil itu.

"Se-selamat makan" Athy mulai mengambil salah satu kue diikuti oleh Aira.

I'm her sister?! || Wmmap fanfictWhere stories live. Discover now