23. The Voices Inside His Head

277 57 1
                                    











Happy Reading!









Sinar mentari berhasil berhamburan ke dalam kamar tanpa dimintakan terlebih dahulu. Bunyi bising dari aktivitas seorang manusia mulai menyapa pendengarannya tatkala kelopak mata itu terbuka. Miran merasa dirinya tengah berbaring di atas kasur, sepertinya perempuan itu memang benar-benar mabuk kemarin. Tetapi di mana ini? Apakah dia berada di tempat wanita bernama Hira itu? Miran sama sekali tidak mengingat cuplikan apa pun mengenai kemarin. Bangkit dari kasur dan coba menduduki dirinya, mata Miran sibuk melirik kanan dan kiri.

Kamar ini cukup luas. Interiornya jelas mengingatkan kunjungannya beberapa waktu silam. Samar-samar, benaknya berputar kembali ke kejadian kemarin malam dan Miran menyadari bahwasanya perempuan itu tidak bermimpi tentang kedatangan Jaehyun malam itu. Melirik ke pakaian yang membungkus dirinya pagi ini—kemeja putih lusuh—Miran menerka-nerka jika sesuatu buruk telah terjadi di antara mereka tadi malam.

Dua pipinya kini merah. Tidak, mungkin Miran keliru. Miran meyakinkan dirinya bahwa tidak ada hal buruk yang terjadi tadi malam, perempuan itu sungguh menolak keras untuk percaya jika adanya hal mencanggungkan terjadi kala itu. "Benar, Lee Miran. Kemarin malam tidak terjadi apa-apa. Semua baik-baik saja, tidak ada masalah besar," gumamnya.

"Sudah bangun?" Suara bariton itu kembali terdengar. Miran terkesiap dan memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Sial sekali! Perempuan itu sungguh tak tahan rasa aneh yang menganggunya ini, debaran dada ini terus saja hadir. Rasanya Miran ingin sekali pergi menjauh dari Jaehyun karena tidak adanya keberanian untuk ditatap lama serupa kejadian yang sedang berlangsung sekarang.

"Katakan apa yang terjadi tadi malam?" Kepala Miran bergerak ke samping, menatap Jaehyun yang duduk di sampingnya. Raut keterkejutan Miran tidak mampu sepenuhnya disamarkan, ditambah warna merah menguasai daerah mukanya. "Apa aku membuat sebuah kesalahan? Atau ... apa aku bertingkah seperti orang gila tadi malam?"

Kekehan kecil terdengar keluar dari Jaehyun. Pria itu menyadari bahwa Miran telah mengingkar janjinya. "Lebih parah dari yang kamu bayangkan." Jaehyun menunjuk ke pakaian Miran kemarin yang sudah dicuci, kini tergeletak di atas meja. "Jangan pernah mencoba untuk minum sebanyak kemarin, atau kamu akan muntah lagi seperti tadi."

"T-tidak mungkin... " Miran beringsut menyentuh rambutnya yang tidak tertata rapi. Perempuan itu berhasil mengingat apa yang terjadi tadi malam. Setelah mereka melakukan hal yang menyulut kecanggungan itu—sekaligus mengutarakan perasaan keduanya—Miran merasa perutnya tidak enak karena terlalu kenyang dan tanpa aba-aba muntah hingga pakaiannya terkena bekas muntahan itu. Sial, itu sungguh memalukan. Telapak tangan Miran terangkat bebas untuk menyamarkan rupa wajah anehnya sekarang. Apa perempuan itu bisa pergi saja saat ini? Dia tidak sanggup ataupun berani menatap pria yang sepertinya akan mengeluarkan gelegar tawanya kapanpun.

Miran beranjak dari tempat tidur itu, berjalan sembari terlekat-lekat menutupi wajahnya dengan dua tangan kecilnya. Perempuan itu berharap kejadian memalukan itu benar-benar tidak terjadi. Tolong siapapun, katakan bahwa itu merupakan mimpi buruknya. Tapakan langkah pria itu terdengar bergema di sepanjang rumah ini, tampaknya Jaehyun mengikuti langkahnya sedari tadi. Akan tetapi Miran tidak acuh dan tetap berjalan cepat, entah ingin ke mana.

Tanpa diinginkan, Miran merasakan tubuhnya dikunci oleh sesuatu. Lengan besar itu benar-benar melingkar bahu Miran dari belakang. Entahlah,  kenapa Miran akui bahwa dia menyukai ini? Sungguh menyebalkan. Semestinya perempuan itu segera menghilang saja ketika mengingat kejadian yang berkecamuk di dalam pikirannya ke beberapa kalinya. "Berhenti melakukannya, ini membuatku malu." Beberapa jemari Miran menyentuh lengan itu, menepuk agar lelaki itu berhenti. Tetapi Jaehyun enggan merespon permintaannya namun kian mengeratkannya itu hingga tidak ada jarak yang tersisa di antara mereka.

PRE-DESTINED ✓Where stories live. Discover now