27. Aftermath Of The Chaos

275 54 4
                                    















Happy Reading!



















Kaki Jaehyun mulai bergerak, hendak keluar dari gedung. Netra gelap pria itu menganalisis ke figur-figur manusia yang berbisik-bisik rendah, mungkin sedang saling menukar bahan perbincangan tentang dirinya. Keadaan di luar gedung memang selalu terlampau ramai, dan cukup disesaki oleh banyak orang-orang.  Tatkala dua kaki panjang itu menapaki tanah di luar, Jaehyun mendongak ke atas, terlamat-lamat menatap menara tinggi ini. Sudah dua bulan semenjak insiden itu terjadi, dan itu berhasil membuat Jaehyun menampilkan senyuman tipis di segaris bibirnya. Tak berlangsung lama setelah itu, atensi pria berambut hitam legam tersebut dirampas oleh satu manusia yang terburu-buru mempercepat langkahnya. Laki-laki bernama Doyoung itu sepintas melirik ke arloji yang melekat pada pergelangan tangan kirinya sewaktu berlari-lari.

"Maafkan saya, Tuan. Ada sesuatu yang terjadi di lift, maka saya terpaksa untuk turun tangan." Doyoung tergopoh-gopoh melontarkan susunan kalimat itu. Baru beberapa minggu yang mlalu, Doyoung resmi menggantikan posisi Johnny, tak heran jika pria itu tidak terlalu terbiasa oleh pekerjaan barunya ini.

Jaehyun mengangguk mengerti. Dia kembali membuang arah pandang ke bagian luar bangunan itu, pikirannya berputar kembali ke kejadian-kejadian yang terjadi dua bulan silam. Banyak hal yang tak terduga terjadi di hari itu, dan benak Jaehyun masih memutar peristiwa-peristiwa kala itu dengan jelas. Deruman mobil menelusup berpasang-pasang telinga di sana. Tubuh Jaehyun berputar ke belakang, dua bola mata bak obsidian itu mendapati sebuah mobil sedan yang terhenti di depannya. Sang sopir berparuh baya itu keluar dari pintu di sebelah kiri kemudian berlangkah cepat untuk membuka pintu belakang.

Cepat-cepat, Jaehyun masuk ke dalam mobil, tepatnya duduk di bangku belakang. Doyoung turut mengikuti pergerakan Tuannya juga, lelaki itu duduk di bangku depan—tepat di sebelah tempat duduk milik sopir. Ban mobil kembali berputar, kali ini menuju gerbang yang akan menghantarkan insan-insan itu keluar dari area lobi. Mereka semua membisu, tak ada satu pun yang hendak mengeluarkan sepatah kalimat. Jaehyun hanya membuang pandangan ke luar jendela, membuat manusia-manusia yang sibuk berjalan-jalan sebagai pusat perhatian pria itu.

"Apa Tuan sudah mendengar berita itu?" Doyoung mendadak melirik ke belakang seketika mengatakan itu. Satu tangan lelaki itu telah siap memberikan tablet yang menampilkan sebuah artikel kepada Jaehyun. "Zhang Yixing dan Kim Jisoo ditangkap oleh polisi, mereka kemungkinan akan dimasukkan ke penjara. Saya juga sempat mendengar rumor perihal Yixing yang terlibat dalam kasus Zen Group."

Embusan napas kasar keluar dari bibir Jaehyun. "Sepertinya itu adalah kabar yang bahagia," jawabnya sembari menyandarkan punggungnya dengan pelan. Jika memikirkan perihal itu lagi, sampai sekarang pun, Jaehyun sama sekali belum mendapatkan alasan yang membuat Jisoo berupaya sekali untuk menghancurkan pria itu. Tetapi entah apa alasannya, Jaehyun tidak ingin memberikan sepintas lirikan mengenai hal tersebut.

Mobil terhenti di sebuah pemakaman, tampaknya ini merupakan tempat tujuan mereka sedari awal. Pemakaman itu dipenuhi oleh barisan-barisan batu nisan yang bertuliskan nama-nama manusia yang dikuburkan di tempat ini. Secara kilas, arah pandang Jaehyun berputar ke sesosok laki-laki muda yang berdiri sembari menjatuhkan pandangan ke salah satu nisan di sana. Dua kaki itu akhirnya menjejaki tanah yang ada, dan mulai mengambil langkah pelan. Langkah pelan itu menghantarkan Jaehyun dekat dengan keberadaan seorang Mark.

Tangan Mark memegang sebuah tangkai dari berkumpulan bunga-bunga indah. Sendu memenuhi kedua iris kristal Mark seketika menaruh seluruh atensinya kepada batu nisan itu. Makam yang tengah dilihat oleh Mark adalah makam Lee Mirae, wanita yang dia cintai di kehidupannya sebelum ini.

PRE-DESTINED ✓Where stories live. Discover now