Chapter sebelumnya..
"Kau tidak mau kan kalau mulutmu kemasukan lalat?." Tanya Arka pada Solar.
Happy reading..
Solar menutup mulut nya dan menatap Arka dengan pandangan sulit diartikan + memang tidak terlihat karena tertutup topeng.
"Teknik itu keren." Ucap Solar.
"Terima kasih tapi teknik itu membutuhkan lumayan banyak energi." Ucap Arka yang memutar-mutar tangannya karena pegal.
"HELP." Teriak Plasma berlari menghindari bom-bom yang di keluarga oleh monster berbentuk kalajengking.
"Iya iya." Gumam Solar menembakkan sebuah misil dari mobil khusus kearah monster kalajengking itu.
BOOM
KHEKKKK
"Hek! Makasih kak huhu penyelamat euy." Batin Plasma menangis bombay.
Pertumpagan darah, teriakan kesakitan, tangisan pilu. Semua terdengar di telinga Arka.
Seorang pra remaja ini melihat semua, ini adalah pertempuran sesungguhnya. Dia pernah mendengar seorang yang 3 tahun lebih muda darinya, ia mendengar kalau anak itu ingin ikut berperang sambil membawa senjata.
Tapi sekarang dia tau apa arti perang sesungguhnya, mungkin jika anak itu disini, dia akan trauma seumur hidup.
Arka terdiam di tengah-tengah pertempuran, dia sangat kelelahan. Tangannya seperti tidak bisa menggemgam lagi pedangnya.
"Apakah pertempuran ini akan berakhir dengan cepat?." Batin Arka.
Rasa semangat yang berkobar-kobar perlahan mulai mengecil, seiring dengan berjalannya waktu yang di habiskan untuk membunuh para monster yang entah dari mana datangnya.
Tapi ketika Arka sedang berdiri dengan lesu, sebuah ledakan cahaya terjadi di lubang dimensi yang mengeluarkan banyak monster itu.
Lubang itu semakin mengecil! Jika di lihat-lihat lubang itu mengecil sedikit. Mata Arka langsung melebar ketika Hali beserta kakak-kakaknya yang lain berlari cepat kearah lubang dimensi tersebut.
"INI SAATNYA! LAKUKAN PERSIAPAN!." Teriak Hali.
"BAIK!." Thorn beserta yang lain mengangguk.
Ketua dari segala server prajurit di perintahkan oleh Deviet untuk mundur. Area jangkauan persiapan adalah 5 km, jadi semua pasukan di ungsikan menggunakan mobil.
"Tuan keenam, saya di perintahkan oleh tuan pertama untuk segera mundur dari area pertempuran." Ucap Arthur yang berdiri di belakang Arka.
"Tapi--" Belum sempat Arka menyelesaikan kata-kata nya, ledakan kembali terjadi dari lubang dimensi itu. Membuat sebuah badai angin bercampur debu yang sangat kuat.
"TIDAK ADA WAKTU LAGI TUAN! AYO IKUT SAYA." Arthur mencengkram lengan Arka lalu langsung berlari menuju satu mobil yang tersisa disana.
Ruangan Pengendali..
Deviet tidak berpaling dari monitor besar di hadapannya yang menampilkan kejadian saat ini di lokasi Hali dkk.
Dia berkeringat dingin, ini adalah saat-saat penentuan. Tidak dia saja, tapi semua personil di ruangan besar itu merasakan hal yang sama seperti Deviet."Hali, aku tidak tau kenapa kamu melakukan semua ini. Apakah kamu dan adik-adikmu masih akan bertahan setelah melakukan jurus itu?." Batin Deviet khawatir.
"Aku tau kalau aku orang yang sangat pecicilan, sering membuatmu kesal. Dan lain sebagainya. Tapi untuk saat ini aku memohon kepada Tuhan, agar kau beserta semuanya selamat!." Lanjutnya dengan tekat kuat membara.

YOU ARE READING
Serve and Family [Lengkap]
Random[Season 2/sequel 2 setelah WSWD.. Thorn and Solar] Setelah pertarungan besar telah usai, kali ini Halilintar kembali menjalani keseharian nya untuk memberantas kejahatan dan mengungkap dunia gelap. Ia tidak sendirian, kali ini ia ditemani oleh keemp...