Bab 30

107K 11K 644
                                    


Lelaki berparas tampan itu memandang hamparan lautan manusia yang berlalu lalang dari atas gedung dengan tatapan datar. Lelaki itu tengah sibuk dengan pikirannya sendiri sehingga mengabaikan indahnya gemerlap lampu-lampu gedung dimalam hari yang menyegarkan mata.

Menghela napas panjang, lelaki itu mencengkram erat ponselnya. Ia memijat pangkal hidung mancungnya. Munculnya masalah yang silih berganti membuat ia sedikit lelah.

Lelaki itu, Damian, berbalik pergi dari balkon. Lalu ia melemparkan ponsel dan tubuhnya di atas ranjang. Pikirannya kembali berkelana.

Sayang sekali Damian harus tinggal di Jepang selama seminggu lagi, padahal ia ingin cepat-cepat pulang menemui adik perempuannya. Memastikan jika Beby-nya masih berada dirumah dan tidak diambil oleh 'Pak Tua' itu.

Kata ambil bahkan tak ada didalam perjanjian mereka, hanya ada kata temui. Dan apa-apaan 'Pak Tua' itu yang seenak jidatnya ingin mengambil adiknya! Ia bahkan belum ada dua bulan bersama Beby.

Damian yang tak ingin berspekulasi yang tidak-tidak dan berakhir menimbulkan prasangka buruk, ia segera kembali mengambil ponselnya.

Ia ingin mendengar suara adiknya agar suasana hatinya kembali membaik.

***

Kembali seperti biasanya, Beby menjalani hari sekolah dengan keadaan tenang. Walaupun tidak ada keberadaan Nio, Beby tetap bisa melewati hari sekolah yang menyenangkan. Apalagi adanya Azka yang kini selalu memperhatikan Beby.

"Beb, habis sekolah ini lo mau kemana?" Tanya Fafa.

Beby menoleh sembari merapikan dan memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. Ia berpikir sejenak, "hem.. pulang?"

"Langsung pulang nih? Gak mau ikut kita sekelas yang mau belajar bareng?" Fafa memakai kacamatanya lagi yang sempat ia lepas, lalu menatap Beby.

"Belajar bareng?" Beby memiringkan kepalanya.

"Iya, kan dua minggu lagi kita PTS. Jadi niatnya kita sekelas mau belajar bareng dirumahnya Kely, walaupun ada beberapa anak yang gak ikut."

"Sekalian kita mau barbeque. Ikut aja yuk Beb," Raya menyahuti perkataan Fafa dari arah belakang.

Beby mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk——berpikir. Menimang-nimang untuk mengikuti ajakan Raya atau tidak. Sebenarnya, Beby berkeinginan untuk ikut. Tapi...

"Beby minta ijin bang Azka dulu ya?" Setelah mendapat anggukan dari Fafa dan Raya, tanpa menunggu lagi Beby segera mencari ponselnya yang ia taruh didalam tas.

Kemudian Beby segera menghubungi nomor Azka. Tak butuh waktu yang lama, Azka sudah mengangkat telponnya.

"Halo, Beby?"

Beby menurut ketika Raya menyuruhnya untuk memencet tombol speaker.

"Abang, habis pulang ini Beby mau ke rumah Kely belajar sama-sama. Boleh ya?"

Keheningan terjadi beberapa saat, lalu terdengar kembali suara Azka.

"Hm, oke. Mau abang antar? Kebetulan abang lagi gak ada pelajaran tambahan."

Beby mengatupkan kembali mulutnya yang hendak bicara ketika Raya berbisik, "gak usah Beb. Nanti bareng gue sama Fafa aja diantar sopir gue."

Beby and Brother's [TERBIT]Where stories live. Discover now