Bab 10

170K 16.8K 1K
                                    


Gadis dengan rambut pendek itu meletakkan kembali gagang telepon ke tempat semula. Bibirnya ia majukan satu senti. Ia baru saja mendapat kabar dari sang mama, jika mama dan papanya itu pergi ke Amsterdam selama dua bulan dan diundur lagi menjadi lima bulan. Untuk mengurusi masalah pekerjaan disana.

Dengan masih memasang wajah cemberut, Beby menghentak-hentakkan kakinya menuju ruang tamu.

Sampai disana, tanpa babibu Beby menghempaskan tubuhnya disofa.

Ini hari Minggu. Dirinya ingin pergi jalan-jalan, entah itu ke Dufan atau Monas atau Ancol, Beby tak peduli ke mana yang penting ia bisa menghabiskan hari liburnya bersama keluarga.

Tetapi realita tak seindah ekspektasinya. Mama dan papanya justru pergi ke luar negeri. Dion dan Nio baru saja pamit karena mereka ada urusan. Dion pergi sebab ada tugas kuliah mendadak yang tiba-tiba diberikan dosennya. Dan Nio harus pergi untuk latihan karena dua hari lagi ia mengikuti perlombaan bola basket.

Dan jadilah Beby ditinggal sendirian dirumah. Ah... Ada satu abangnya yang masih dirumah, tapi Beby tak berani untuk merajuk pada abangnya itu. Azka.

Damian? Entahlah, Beby bahkan belum bertemu lagi dengannya semenjak insiden dikamar abang tertuanya itu.

Beby menghembuskan napas panjang. Punggungnya ia senderkan di sandaran sofa. Kepalanya menengadah, matanya menatap plafon tapi pikirannya berkelana.

Kruuyuukk

Beby langsung menegakkan tubuhnya, tangannya mengelus perut ratanya itu. Huft... Padahal baru saja ia selesai sarapan dengan kedua abangnya, tapi ia masih belum kenyang.

Bagaimana Beby bisa kenyang jika ia sarapan hanya dengan  setangkup roti? Beby tak terbiasa jika sarapan hanya dengan itu, biasanya di apartemennya dulu ia membeli nasi goreng ataupun nasi uduk di warung dekat dengan apartemen.

Dengan langkah gontai, Beby berjalan menuju dapur. Langkahnya terhenti ketika netranya menangkap sosok abangnya, Azka, yang menuruni anak tangga.

Tapi Beby harus menelan kekecewaan saat Azka hanya melewati dirinya ketika mereka berpapasan. Tanpa ada sapaan.

Beby berbalik, "a.. abang mau kemana?" Dengan keberanian entah dari mana itu, Beby bertanya dengan nada gugup.

Azka menoleh singkat. "Bukan urusan lo," ketusnya lalu melenggang pergi.

Menghela napas, Beby menunduk sembari memilin ujung kaos. Apakah ia tidak boleh khawatir dengan abangnya?

Kata Nio, Azka baru pulang ke rumah pada pukul 3.00 dan sekarang pukul 8.00 Azka kembali keluar rumah. Tidakkah Azka membutuhkan istirahat yang cukup?

***

"Mbok habis ini mau kemana?" Beby bertanya dengan mulut penuh dengan nasi goreng yang baru saja dibuatkan oleh mbok Reti.

Memang, dirumah besar ini hanya ada mbok Reti, pak Agus-sopir pribadi papanya, dan pak Yayas-tukang kebun. Sementara pelayan lainnya sedang berlibur mengingat hari ini adalah akhir pekan.

Dengan tangan yang masih asik menggosok piring, mbok Reti menjawab tanpa menoleh. "Sepertinya, mbok mau ke supermarket non. Bahan-bahan buat makan malam nanti sudah habis, sekalian beli cemilan."

Mata coklat Beby berbinar, "Beby ikut ya mbok."

Mbok Reti berbalik dan tersenyum. "Boleh, non. Tapi tunggu mbok dulu ya? Mbok belum mandi nih," cengir mbok Reti.

Beby and Brother's [TERBIT]Where stories live. Discover now