Bab 12

165K 16.1K 894
                                    

Miss Beby😍

Or

Miss me😳

***

Hari ini adalah hari seperti biasanya. Beby berangkat bersama Nio ke sekolah.

Tapi ada sesuatu yang berbeda dengan pagi ini, para abangnya berebutan ingin mengantar Beby minus Azka tentunya. Dan pada akhirnya perdebatan itu dimenangkan oleh Nio, selain karena mereka satu sekolah Nio itu cerewet pandai memonopoli Damian dan Dion.

"Beby ke kelas dulu ya abang."

"Abang anterin."

Nio segera menggandeng tangan Beby tanpa menunggu jawaban adiknya.

Mereka berjalan dikoridor, melewati beberapa siswi yang menatap tak percaya diselingi cibiran. Nio menggertak menatap tajam memberi peringatan siswi yang seolah mengejek adiknya membuat beberapa siswi itu menunduk takut. Nio semakin mengeratkan genggamannya, ia melirik Beby. Entah ia harus bersyukur atau apa karena tak melihat raut sedih Beby malah mendapati ekspresi ceria Beby, memang adiknya itu sudah dasarnya polos tak mengetahui jika bahan cibiran yang cukup terdengar ditelinga itu ditujukan padanya.

‌Dan Nio semakin ingin melindungi adiknya. Ia merasa ada suatu ikatan antara dirinya dan adik tirinya. But, entahlah ia tak tahu apa itu.

"Nanti istirahat abang ke sini lagi jemput Beby. Beby gak bawa bekal kan?"

Nio bertanya seraya membenarkan poni Beby sesampainya didepan kelas.

"Iya bang," angguk Beby.

Nio menangkup kepala Beby dan mengecup dahi adiknya, kemudian berlalu seraya melambaikan tangannya.

Beby berbalik memasuki kelas dengan ulasan senyum dibibirnya. Suasana kelas masih terlihat sepi, hanya ada beberapa orang disana. Tak jarang juga ada yang menyapanya.

Gadis itu melepaskan tas punggungnya dan meletakkannya dikolong meja. Ia menolehkan kepalanya ke samping, dimana teman sebangkunya yang masih asik membaca buku tak menyadari kehadirannya.

"Selamat pagi Fafa!" Sapa Beby.

Terlihat Fafa yang sedikit terkejut, ia membenarkan letak kacamatanya yang sedikit melorot dan menoleh ke arah Beby. "Pagi Beb," balas Fafa disertai senyuman kecil.

"Fafa baca apa?"

Fafa mengikuti arah pandang Beby yang melirik sebuah buku yang berada ditangannya. Ia mengangkat buku itu, "oh ini novel."

Beby mengangguk, "novel apa?" tanyanya penasaran.

"Judulnya Bintang, novel fantasi dari Tereliye."

Beby hanya ber-oh-ria dan mengangguk lagi, karena ia memang tak begitu tahu-menahu tentang novel. Sebab ia jarang membaca dan lebih menyukai belajar seperti belajar Fisika atau Kimia misalnya.

"Fafa suka baca ya?"

"He'em" Fafa menutup novelnya setelah memberi lipatan pada halaman terakhir yang ia baca. "Perasaan dari kemarin gue selalu denger lo kalo ngomong pakai nama deh."

Dahi Beby terlipat, ia berpikir sejenak. "Karena Beby udah terbiasa."

Fafa manggut-manggut. Ia pun tak memaksa Beby untuk bisa bicara gaul.

"PAGI SEMUACH!"

Teriakan cempreng itu mampu membuat satu kelas menutup kedua daun telinganya.

Beby and Brother's [TERBIT]Where stories live. Discover now