[01] ʙᴇʀᴅɪʀɪ ᴛᴇɢᴀᴋ, ɴᴀᴍᴜɴ ʙᴜᴋᴀɴ ᴋᴇᴀᴅɪʟᴀɴ

120K 1.5K 136
                                    

LANA'S POV

Aku membuka mataku perlahan, menyesuaikan cahaya mentari yang menerpa wajahku dari sela-sela gorden tebal berwana cokelat tua. Aku mengerang pelan sambil meremas rambutku kasar, sebab merasakan kepalaku pening akibat sisa minuman semalam. Kemudian aku meregangkan otot sembari menguap.

Hoaam.... ASTAGA!!!!

Seketika bibirku mengatup sempurna karena terhenyak ketika merasakan sesuatu sedang bergerak menggeliat di sebelahku. Kuputar kepala perlahan, dan kedua bola mataku terbelalak tak percaya sebab aku mendapati sesosok lelaki tampan sedang tertidur pulas di sampingku.

Siapa lelaki ini?

Sekejap kemudian aku semakin terkejut saat menyingkap selimut tebal yang menutupi tubuh kami. Aku sampai membungkam mulutku sendiri agar tidak histeris sehingga membangunkan lelaki ini. Sedetik kemudian fokus mataku tertuju pada sesuatu yang berdiri tegak, namun bukan keadilan. Lantas akupun segera menutup tubuh lelaki ini kembali menggunakan selimut, sambil menggelengkan kepala cepat.

Aku telanjang???? dan dia juga telanjang???? kami telanjang????

Tidak!!!! tidak mungkin.... apakah semalam kami telah????

Memoriku seolah ditarik mundur kebelakang untuk dipaksa mengingat kepingan-kepingan kejadian malam panas dengannya.

Aduh..... Bagaimana ini??

Aku panik dan segera ingin pergi dari sini. Aku menggeser tubuhku kesamping dengan perlahan agar tidak membangunkan lelaki ini.

Oohhh No!!!!

Tangannya yang besar justru memeluk pinggangku serta kakinya juga ikut menimpa pahaku. Gerakanku terkunci, aku tidak bisa bergerak. Aku sangat takut jika dia akan terbangun sebentar lagi. Hiks....

Aku mencoba tenang, lalu mengangkat tangan serta kakinya perlahan agar menyingkir dari tubuhku. Aku merasa lega saat berhasil turun dari ranjang. Lalu aku memunguti pakaianku yang berserakan di atas lantai dan segera mengenakannya. Tak lupa aku meraih pouch milikku yang tergeletak di atas nakas. Kakiku berjalan mengendap-endap keluar dari kamar itu.

"fiuh...!"

Aku menghela nafas lega saat berhasil keluar dari sana sambil merutuki kebodohan yang ku lakukan semalam. Aku dengan penuh percaya diri mencoba seteguk bir yang disuguhkan oleh seorang bartender. Dan akibatnya sangat fatal. Tak henti-hentinya aku menepuk dahiku sendiri sebagai hukuman. Ditambah lagi aku bercinta dengan orang asing dalam keadaan mabuk.

Ku raih ponsel dari dalam pouch dan terlihat puluhan pesan serta missedcall dari Bella. Aku menggeram kesal saat membaca pesan-pesan darinya yang sedang meledek ku karena bertanya semalam aku tidur dengan CEO dari perusahaan mana.

Sesampainya di kamar Bella, aku tidak mendapati mak lampir itu ada di dalam sini. Aku menghela nafas panjang sambil menenangkan pikiran ku. Bagaimana jika aku dan lelaki itu akan bertemu lagi? Apa yang akan ku lakukan? Aku menghembuskan nafas kasar sambil merutuki kesialan ku.

Setelah puas meratapi kebodohan diri sendiri, aku bergegas menuju kamar mandi ingin membersihkan tubuhku dari sisa percintaan semalam. Kulit ku terasa sangat lengket sekali.

"oouch...!!" aku mengaduh perih saat kewanitaanku bersentuhan dengan air. Aku mengernyit sambil menarik nafas dalam-dalam untuk mengalihkan rasa perih bercampur nyeri ini

Sial, semalam dia keras banget mainnya!!!!

Seusai membersihkan diri dan berdandan rapi tiba-tiba ponselku berdering, aku pun segera meraihnya dari atas nakas

"Bella???"

Aku memasang wajah malas sambil menerima panggilan dari Bella

"hallo??"

ᴏᴜʀ ᴏɴᴇ ɴɪɢʜᴛ [ᴇɴᴅ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang