[07] ᴘᴅᴋᴛ

25.3K 729 144
                                    

Panggilan telepon di ponsel Lana membuat ia menghentikan tangisnya. Matanya menyipit saat ingin memperjelas penglihatannya bahwa ia tidak sedang salah membaca nama kontak yang tertera pada layar.

"pak Daniel??" gumamnya lirih. Dengan sedikit keraguan ia menjawab telepon itu

"hallo pak Daniel" tegur Lana sopan sambil mengusap air matanya

"kau sedang berada dimana?" tanya Daniel tanpa basa basi

"saya sedang berada di luar pak" jawab Lana

"apakah tempatmu jauh dari Cafe Oak Wood?" cecar Daniel

"emm sepertinya tidak terlalu jauh pak..." jawab Lana sedikit ragu

"datanglah kemari, ku tunggu sekarang juga" perintah Daniel sedikit memaksa, memotong ucapan Lana, lalu ia mematikan telepon itu secara sepihak

Lana mengerutkan dahi dan merasa heran dengan sikap Daniel. Dia merasa bimbang apakah harus pergi atau tidak. Kemudian dia memutuskan untuk pulang saja. Tetapi saat Lana akan beranjak dari tempatnya, Daniel menelponnya lagi dan bertanya dirinya sudah sampai mana. Lana pun menjawab berbohong jika dia sedang dalam perjalanan kesana. Dengan berat hati akhirnya Lana memesan ojek online menuju Cafe Oak Wood.

Sesampainya disana dia mencari keberadaan Daniel. Dilihatnya lelaki itu sedang duduk di dekat jendela dengan dua cangkir minuman tersaji di atas meja.

"pak Daniel" sapa Lana ramah sambil tersenyum manis

Daniel menoleh ke arah sumber suara, dan terlihat senyuman indah yang telah lama ia rindukan. Tepatnya sudah sebulan lamanya ia tak pernah memandang wajah cantik ini lagi.

"duduk!" titah Daniel dengan wajah datar

"ada perlu apa pak Daniel menyuruh saya datang kemari?" tanya Lana penasaran

"minumlah teh ini dulu, nanti keburu dingin" perintah Daniel lagi

Lana meraih cangkirnya dan mulai menyesap teh hijau yang dipesan untuk nya, kehangatan minuman itu mampu menghilangkan rasa dingin dari angin malam yang menerpa tubuhnya selama diperjalanan menuju cafe tersebut.

"apakah kau sudah mendapat pekerjaan baru?" telisik Daniel ketika Lana meletakan cangkirnya

"belum pak, saya belum mendapat panggilan" jawab Lana dengan wajah suram

"oh.... jika kau mau, kau bisa bekerja lagi di tempatku. sambil menunggu panggilan dari perusahaan lain" ucap Daniel dengan nada angkuh

Lana sedikit heran dengan tawaran Daniel, bukankah Daniel sendiri yang telah memecatnya tempo hari.

"tapi pak...."

"jika kau tidak ingin kembali, aku juga tidak memaksa" tegas Daniel sambil mengedikan kedua bahunya memotong ucapan Lana

Terjadi kemelut perselisihan di dalam pikiran Lana, ada rasa sakit hati karena perlakuan serta ucapan Daniel tempo hari, namun di satu sisi dia sedang membutuhkan dana untuk biaya pengobatan penyakit ginjal kronis yang diderita pamannya.

Lana menghembuskan nafas dalam "baiklah. saya akan kembali bekerja dengan bapak, tetapi dengan satu syarat" pinta Lana mambuat Daniel menaikan satu alisnya

ᴏᴜʀ ᴏɴᴇ ɴɪɢʜᴛ [ᴇɴᴅ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang