[39] ᴋᴇᴀᴅᴀᴀɴ ʙᴇʀʙᴀʟɪᴋ

6.5K 292 62
                                    

Rona ketegangan tampak menyelimuti wajah Aldre beserta kedua orang tuanya. Di pagi hari ini Vanessa dilarikan ke rumah sakit karena merasakan kontraksi pada kehamilannya. Aldre beserta berberapa perawat mendorong ranjang Vanessa menuju ruang bersalin. Lelaki itu merasa tak tega saat mendengar suara rintihan Vanessa yang menahan sakit.

"aduh Aldre... sakit... hiks.. hiks... sakit banget Al..." keluh Vanessa dengan wajah pucat bercucuran keringat serta berderai air mata

"bertahanlah Vanesaa, kamu harus kuat demi anak kita" balas Aldre sendu mencoba menguatkan istrinya yang tampak sedang menghembuskan nafas panjang dengan sesekali mengejan

Kemudian Aldre terkesiap saat seorang petugas menahannya saat sampai di depan sebuah ruangan.

"bapak beserta keluarga silahkan menunggu disini" ucap perawat tersebut pada Aldre

Aldre bersama kedua orang tuanya pun terduduk di bangku panjang dengan pikiran tidak tenang, sembari berdoa agar persalinan Vanessa dapat berjalan dengan lancar. Tiba-tiba terbesit di benak Aldre tentang bagaimana keadaan Lana. Lelaki itu bertambah gundah tatkala mengingat jika usia kandungan Lana hampir sama dengan Vanessa. Namun sedetik kemudian Aldre menyadarkan lamunannya dan kembali fokus pada persalinan istrinya.

"buat apa gue memikirkan dia, toh sudah ada suaminya yang mendampingi" gumam Aldre dalam hatinya

Tak terasa tiga jam telah berlalu, Hector tak dapat berhenti berjalan mondar-mandir di muka pintu yang berpelakat 'RUANG BERSALIN' sedangkan Paula sedang memeluk serta menguatkan putranya yang tampak gelisah dengan pikiran bercampur aduk.

Lalu mereka bertiga kompak menoleh pada pintu ruang bersalin yang terdengar sedang dibuka oleh seseorang, ketiganya pun berhambur mendekati seorang dokter yang baru saja muncul dari balik pintu.

"bagaimana keadaan menantu serta cucu saya dok?" sambar Paula tidak sabaran

"syukurlah proses persalinanya berjalan dengan lancar. ibu dan bayi nya selamat serta dalam keadaan sehat" jelas sang dokter sambil tersenyum kecil

"lalu, apa jenis kelamin anak saya dok?" tanya Aldre antusias

"selamat pak Aldre, anak pertama anda adalah laki-laki" jawab dokter tersebut sambil menepuk pundak Aldre

"YES....!! terimaksih ya Tuhan...." ucap Aldre penuh kebahagiaan lalu memeluk Paula

"dimana kami bisa melihat cucu kami dok?" tanya Paula seraya mengusap air mata haru di wajahnya

"sekarang perawat sedang membawa cucu anda ke ruang bayi untuk dibersihkan, dan ibu Vanessa akan dipindahkan menuju ruang pemulihan" tutur sang dokter lalu berpamitan pergi

Tak lama kemudian dua ortang perawat tampak sedang mendorong keranjang berisi sesosok bayi mungil, Aldre beserta kedua orang tuanya pun ikut beranjak mengekor dibelakang mereka menuju ruang perawatan bayi.

Mata mereka bertiga berbinar saat melihat seorang perawat sedang meletakan sesosok bayi pada sebuah kotak.

"maaf sus, apakah boleh kami melihat cucu kami dari dekat?" tanya Hector pada seorang perawat

"tentu saja pak mari saya antar" balas perawat tersebut ramah

Dengan penuh kehati-hatian, sang perawat menyerahkan bayi tersebut pada gendongan Paula. Dengan perasaan penuh kebahagiaan serta keharuan, mereka menatap wajah polos bayi tersebut.

Namun seketika raut wajah mereka berubah 180 derajat, kemudian saling bersitatap dengan pandangan keheranan.

"emm maaf sus, apakah benar ini cucu kami?" tanya Hector sedikit ragu

ᴏᴜʀ ᴏɴᴇ ɴɪɢʜᴛ [ᴇɴᴅ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang