Kancing Kedua

44 7 0
                                    


Windy, Yuna dan Alesha menikmati malam minggu mereka di rooftop kos-kosan lantai dua, lebih tepatnya si tempat jemur pakaian. Untuk malam ini Alesha sengaja menginap. Mereka bertiga menggelar tikar kemudian menumumpuknya itu dengan bedcover milik Yuna lalu mereka berbaring di atasnya sembari menatap cerahnya langit malam yang bertabur bintang dan juga saling mengobrol dari hati ke hati. Bahasa kerennya deeptalk.

"Gue putus sama Galih" kata Alesha
Windy dan Yuna tidak kaget lagi karena ini kata putus ke 5 yang pernah keluar dari mulut Alesha. Tapi berakhir balikan lagi.

"Kali ini siapa yang minta nih ?" Tanya Yuna

"Galih." Jawabnya

"Kenapa ?" Giliran Windy yang bertanya

"Galih tau gue jalan sama Barga."

"Yapantesan sih." Yuna berdecak. Cowo mana yang tidak marah cewenya jalan sama cowo lain. Alesha itu memang suka mencari penyakit hati. Sudah tau salah tapi tetap saja dilanggar.

"Gue yang salah sih. Tapi buat kali ini gue juga bersyukur putus dari Galih, gue ga perlu ngumpet-ngumpet lagi buat jalan sama Barga."

"Dulu lo kaya gini juga sama Rio. Tapi besoknya balikan lagi tuh" Windy menyindir

"Nggak, kali ini nggak bakalan. Gue udah capek banget sama Galih. Hubungan kita terlalu toxic dan ga sehat. Ga ada lagi kan yang perlu dipertahanin."

Windy dan Yuna mengangguk saja mendengar kalimat yang sama diucapkan Alesha ketika putus kapan lalu. Jadi pura-pura tidak kaget saja kalau mendengar mereka balikan lagi. Galih dan Alesha itu memang pasangan toxic. Yang cowo posesif, tidak pengertian dan suka melanggar janji. Yang cewe suka jalan sama cowo lain.

"Sekian cerita gue. Giliran lo Yun, Win"

"Gue ? Hmm ga ada yang spesial. Hubungan gue sama Willy masih jalan di tempat aja. Sebatas rekan yang tiap hari manggil sayang tapi bukan pacar. Ngenes sekali bukan ?"

Hubungan Yuna dan Willy tidak kalah mirisnya. Terjebak dalam zona nyaman yang sampai sekarang ga ada perubahan. Yaitu zona gebetanzone, friendzone, ojekzone, seniorjuniorzone dan zone-zone nyaman lainnya. Willy masih belum berani menjadikan Yuna jadi miliknya karena alasan tertentu yang tidak bisa diceritakannya.

Kata Willy 'Kita ga perlu ngubah status hanya untuk kelihatan mesra. Kan kita udah mesra banget kak. Mau cium juga aku kasih kan. Biarkan mengalir aja ya.'

Mungkin ada benarnya ucapan Willy, tapi sebagai cewe Yuna berhak diberikan kepastian. Teman macam apa yang minta cium-cium sembarangan, FWB ??. Trus kalau mau bilang cemburu juga ga ada hak cemburu karena ga adanya status. Emang gila si Willy.

Nasib Yuna sudah seperti jemuran yang digantung setahun lupa diangkat. Tapi Yuna juga menikmati aja. Sudah terlanjur jadi bucin katanya. Asal bisa sama-sama dengan Willy dia pun bahagia.

"Lo Win ?" Tanya Alesha

"Gue ga ada cerita spesial, kalian tau kan gue single"

Kecuali cerita sengit Windy dan mantannya yang tidak pernah akur. Itu biar jadi rahasia saja. Mungkin kalau mau sharing cukup ke Alesha, tidak dengan Yuna. Entahlah Windy rasa Yuna itu tidak perlu tau tentang hubungannya dengan dosennya.

"Eh... eh tapi kemaren gue diajak kenalan sama anak Potret tau" tambahnya lagi. Windy baru ingat itu.

"SIAPA ?" Yuna dan Alesha serempak

"Namanya Resha"

'Varesha kah?' Yuna menebak dalam hati

"VARESHA ?? ANAK TI ??" Alesha heboh sendiri

Try Again || Kim DoyoungWhere stories live. Discover now