Flower 🏵️ 2

4 1 0
                                    

Hai, selamat datang di ceritaku. Semoga kalian suka dengan yang aku tulis😉
Jangan sungkan untuk memberikan vote dan komentar meskipun cerita ini nantinya sudah tamat. Karena jujur, dukungan dari kalian melalui vote dan komentar, membuat aku lebih semangat.
Yang sudah membaca cerita ini, memberikan vote maupun komentar, terima kasih atas apresiasinya.
Selamat membaca 🤗
Jangan segan buat nyapa aku, ya.

Instagram [at] eriinaa.putrii

Salam hangat,

Erin

🏵️ Flower 🏵️

"Lo tadi dapat sesuatu, nggak?"

B.I yang mendapatkan pertanyaan seperti itu menggeleng. "Gue nggak ada petunjuk apapun selain orang misterius ini pakai hoodie hitam dan dia tahu baik tentang gedung C. Karena dia bisa nemuin tempat untuk sembunyi, Ci."

Cia mengambil duduk di depan B.I dengan meja kaca persegi panjang yang menjadi pembatas mereka. Di atas meja tersebut hanya ada beberapa dokumen, laptop, serta sebuah papan kayu bertuliskan Ketua Osis WISHs, Natasha Valencia, yang tak lain merupakan nama lengkap dari Cia.

"Tapi lo ngerasa ada yang mencurigakan, nggak?" Cia bertanya, lagi. "Ya meskipun ini nggak berakibat buruk, tapi tetap aja kalau di kemudian hari hal kayak gini terjadi lagi, nggak menuntut kemungkinan kalau hal buruk itu bisa aja kejadian."

"Gue ketemu teman sekelas gue, sih, di kelas. Pas gue samperin dia lagi tidur dan pas gue tanya dia sama sekali nggak tahu."

Cia menyipitkan matanya. "Lo ngerasa aneh nggak, sih? Kalau si orang misteriusnya ini lari, kan berisik banget, tuh. Kok bisa dia nggak keganggu sama sekali?"

"Dia anaknya nggak aneh-aneh, kok, Ci. Gue tahu dia anak baik-baik," bela B.I.

"Ya tapi kan kita nggak bisa mengabaikan kemungkinan itu."

B.I mengangguk, menyetujui ucapan Cia yang sedang beradu argumen dengannya. Setelah acara pembukaan yang sempat membuat panitia terkejut karena adanya hujan bunga dadakan, Cia mengadakan rapat evaluasi panitia. Banyak sekali hal yang ia sampaikan pada anggota OSIS sekaligus panitia acara demi lancarnya rangkaian acara seminggu ke depan. Ketika evaluasi sudah selesai, barulah Cia meminta B.I untuk mengobrol berdua dengannya. Membahas tentang orang misterius yang membuat hujan bunga dadakan tadi.

"Terus cctv gimana?"

Pertanyaan B.I belum sempat dijawab oleh Cia lantaran kehadiran seseorang yang ikut bergabung dengan mereka di ruang OSIS. Cowok itu bernama Andi, yang tak lain merupakan koordinator teknologi informasi OSIS WISHs dengan membawa sebuah hard disk dan meletakkannya di atas meja yang berada di antara Cia dan B.I.

"Nih orang halus banget mainnya," ucapnya seraya menunjuk hard disk yang sedang Cia sambungkan dengan laptop miliknya. "Kamera cctv yang ada di gedung C lantai dua sejak pagi hari ini nggak kesimpan sama sekali," lanjutnya.

Tangan Cia yang semula bergerak aktif di kursor mendadak berhenti. Dahinya berkerut saat menatap layar laptopnya. Sedangkan B.I yang penasaran, bangkit dari duduknya dan berdiri di belakang Cia, ikut melihat layar laptop gadis itu.

"Rekamannya cuma sampai pagi tadi karena memory card nggak terpasang."

"Ini seriusan cuma ada ini rekamannya?" Cia merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Sayangnya iya."

"Terus cctv di ruang monitor cctv gimana? Pasti ngerekam orang yang keluar masuk di ruang monitor, dong."

iKON [2] Flower - THE ENDWhere stories live. Discover now