Hai, selamat datang di ceritaku. Semoga kalian suka dengan yang aku tulis😉
Jangan sungkan untuk memberikan vote dan komentar meskipun cerita ini nantinya sudah tamat. Karena jujur, dukungan dari kalian melalui vote dan komentar, membuat aku lebih semangat.
Yang sudah membaca cerita ini, memberikan vote maupun komentar, terima kasih atas apresiasinya.
Selamat membaca 🤗
Jangan segan buat nyapa aku, ya.Instagram [at] eriinaa.putrii
Salam hangat,
Erin
🏵️ Flower 🏵️
Mari diperjelas lagi ke arah mana jari telunjuk Claudia tertuju. Semua orang yang ada di sana juga bisa mengetahui dengan pasti jika jari Claudia bukan terarah ke Bram, melainkan ke Brata, kepala sekolah WIN International Senior High School. Laki-laki yang berdiri di sebelah Cia, putrinya itu membelalakkan matanya, terkejut. Anye pun tidak kalah terkejutnya. Ia sampai tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
"Dia ayah kandung kamu, Anye, Brata," ulang Claudia, kali ini dengan suara yang lebih keras, membuat para wartawan yang ada di sana tersadar dan kemudian menekan kamera mereka. Beragam pertanyaan juga mereka lontarkan. Tidak peduli pada keempat objek yang menjadi pusat. Brata, Cia, Anye, dan Claudia. Mereka berempat saling memandang dengan pandangan terkejut yang begitu kentara.
Anye bangkit berdiri berhadapan dengan Brata. "Anda ayah saya?"
Brata tidak bergeming sama sekali. Sementara lengannya sudah terlebih dahulu dipegang erat oleh putrinya, Cia. Pegangan itu semakin kuat saat tatapan Anye tertuju pada Cia.
"Ini semua bohong. Kalian fitnah!" seru Cia.
"Lo tahu rasanya dibuang sama ayah kandung lo sendiri?" Tidak mendapatkan jawaban dari Cia, Anye melanjutkan, "Selamat karena lo nggak diperlakukan sama kayak gue."
"Hentikan, Nak." Claudia menahan Anye yang hendak semakin mendekatkan dirinya pada Brata.
"Papa jawab, Pa!" Cia menuntut jawaban dari papanya. Ia yang bingung dengan apa yang terjadi, semakin bingung saja dengan reaksi orang-orang yang ada di sekitarnya. Mereka seakan menikmati drama secara langsung tanpa mempedulikan mengenai perasaannya yang sangat sakit luar biasa jika memang terbukti selama ini papanya membohonginya.
Tidak ingin menjadi pusat perhatian, Brata lalu berkata, "Jangan di sini. Kita selesaikan di rumah dengan mama kamu, Ci." Brata mengalihkan pandangannya pada Claudia. "Kamu ikutin mobil saya," titahnya.
Keempat orang itu dibantu dengan petugas keamanan WISHs berhasil keluar dari kerumunan dan melajukan kendaraan mereka masing-masing. Meninggalkan lingkungan WISHs menuju ke tempat tujuan mereka dengan niat untuk meluruskan masalah.
Sepanjang perjalanan, tidak ada yang membuka suara. Baik di mobil yang ditumpangi Cia dengan papanya maupun mobil yang ditumpangi Anye dengan mamanya. Semua mendadak diam. Jika Brata dan Claudia sedang memikirkan bagaimana kelanjutannya nanti, Anye dan Cia sama-sama mencoba menerima situasi.
Edo, Papa Anye, dalam surat terakhirnya menyebutkan jika ayah kandungnya adalah orang yang memiliki jabatan penting di sekolahnya. Seharusnya Anye sadar bila yang dimaksud papanya adalah Brata. Karena jabatan penting di sekolah yang seharusnya ialah kepala sekolah. Baru apabila jabatan penting di yayasan, maka itu ialah ketua yayasan.
Apabila fakta ini memang benar, maka Anye dan Cia adalah saudara kandung se-ayah tetapi mereka selama ini terpisah. Tidak ada dalam hidup Anye berpikir bahwa ia mungkin bisa hidup seperti Cia. Walaupun bisa Anye akui jika hidup Cia adalah kehidupan yang diidam-idamkan banyak orang. Keluarga yang harmonis dan prestasi yang gemilang sebagai dirinya sendiri. Tidak hanya itu, Cia juga memiliki banyak teman.
YOU ARE READING
iKON [2] Flower - THE END
FanfictioniKON Series - Kim Hanbin "Kita berada di posisi yang sama-sama saling membutuhkan. Aku butuh kamu untuk menyelesaikan misiku dan kamu butuh aku untuk melancarkan balas dendammu. Bukan begitu?" Kim Hanbin also B.I of iKON. Semua dimulai begitu saja...