Chapter 55 [Kerinduan..]

10K 2.1K 122
                                    

Selamat membaca!:)
.
.
.
.

Shena segera duduk dari posisi tidurnya dan mengucek matanya memastikan orang (?) Di depannya.

"Bibi Silvia?"

Wanita berambut biru dengan mata yang persis seperti milik Allen. Ratu kerajaan ini, berada didepannya dan tersenyum manis ke arah Shena.

Silvia langsung duduk di pinggir kasur dan mengelus puncak kepala Shena.

".. sedikit mirip.."

Shena menegang setelah melihat senyum tadi berubah sedih. Dia rasa ada kaitannya dengan dirinya sendiri.

"B-bibi?"

Tangan kecilnya menjangkau pipi Silvia dan mengelusnya pelan.

"Ada apa Bibi?"

Silvia menarik tangan dari kepala anak itu. Dia tidak menjawab tapi hanya menutup mata dan tersenyum seakan mengingat sesuatu yang indah dan menyenangkan.

Tapi itu malah membuat Shena makin khawatir. Dia rasa ini tentang dirinya, dan juga tidak.

Jadi mana yang benar?

Silvia kembali membuka matanya dan memandang Shena penuh kehangatan seperti melihat seseorang.

"Entah kenapa.. saat bibi melihatmu. Bibi teringat teman baik di masa lalu." Wajahnya tersenyum, tapi matanya tidak.

Dia melanjutkan kata-katanya setelah melihat anak didepannya cukup perhatian tak langsung menanyakan sesuatu. Bagaimana pun, Shena peka dengan kesedihan orang lain.

"Dia cantik.. lembut.. juga sangat baik hati. Dia benar-benar tipe teman yang bibi sukai.." Silvia benar-benar emosi pada Shena kecil yang tak tau siapa itu.

"Teman bibi selalu suka tersenyum dan membuat suasana benar-benar menyenangkan, dia bukan tipe orang yang bisa dengan cepat dilupakan. Seakan ada sesuatu yang membuatnya istimewa.. tapi juga tak bisa dijelaskan.."

Shena mendengarkan curhatan hati seorang ist-- yang mengingat teman masa lalunya.

"... Tapi dia..."

Setelah jeda panjang Silvia tak melanjutkan kata-katanya, dia hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Terlalu canggung untuk Shena, jadi dia memutuskan untuk bertanya.

"Apa bibi sangat merindukannya?"

Silvia memandang Shena sekilas lalu melihat ke atas, atap ruangan ini. Senyum kemudian muncul di wajahnya.

"... Sangat. Sangat merindukannya. Dia teman baik bibi, teman yang berharga."

Tangan Silvia kembali terulur lalu mengelus kepala Shena untuk kesekian kalinya.

Shena yang sedari tadi mendengarkan ikut baper juga. Dia bukan memikirkan temannya, tapi dia mengingat kakaknya lagi. Shena merasa senang masih bisa mengingat kakaknya, apalagi wajahnya.

Sudah berapa tahun dia tak melihat wajah kakaknya?

Jika dulu saat masih di didunia lalu, Shena selalu mengingat wajah kakaknya lewat foto. Disini, dia cuma bisa mengandalkan ingatannya.

Shena bersyukur ingatannya masih utuh dan tetap segar walau banyak memori mulai menghilang atau buram.

Tapi..

Semakin dia mengingat kakaknya, semakin perasaan negatif memenuhi pikirannya.

Silvia melihat gadis kecil di sebelahnya sedang melamun, dengan cepat menepuk bahunya dengan ringan.

"Hei. Jangan melamun. Nanti kerasukan setan."

Shena tiba-tiba tersadar dari lamunan dan mengerutkan dahinya kearah wanita dewasa itu. Sementara Silvia memandang dengan penuh tanda tanya.

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang