[Enam]

36.9K 3.2K 32
                                    

"Mau menjemput Sofia?" Wanita berambut Bob bernama Karen tiba-tiba muncul dihadapan Amber yang sedang membenahi mejanya bersiap untuk pergi.

"Yeah, sebelum dia protes kalau aku terlambat." Amber menjawab sembari tersenyum kecil membayangkan wajah cemberut Sofia.

"Bukankah akan sedikit boros kalau kau pulang-pergi seperti ini." Karen sudah lama memang memperhatikan sosok Amber koleganya itu.

"Mau bagaimana lagi, Sofia ingin aku yang menjemput." Jawabnya seadanya mengingat ia juga pernah berpikir untuk menyewa bus sekolah saja tapi Sofia hanya mempunyai dirinya dan anaknya itu merengek tidak mau dijemput orang asing.

"God bless you." Karen menyemangatinya, wanita kepala empat itu memang cukup perhatian pada Amber.

Selain sudah bekerja lebih lama darinya, Karen juga merupakan ibu tunggal sama seperti Amber dan ia merasa bersyukur memiliki seseorang yang bisa ia jadikan contoh dan panutan. Terkadang ia juga meminta saran wanita itu jika membutuhkan teman bicara. Karen wanita yang pengertian.

"Oh, aku lupa mengatakan sesuatu." Ujar Karen tiba-tiba menghentikan Amber sebelum bergegas.

"Sir Darrell menyuruhmu agar cepat kembali karena hari ini kita akan menyambut orang penting katanya."

Amber mengangguk. "Aku akan langsung kembali."

°
°
°

Amber sangat kesal, bagaimana tidak ia kehilangan kesempatannya untuk datang tepat waktu karena hujan lebat yang tiba-tiba saja turun. Ia tak membawa payung dan disekitar sini jarang ada taksi yang lewat. Ponselnya sedari tadi sudah berdering tak berani ia angkat karena sir. Darrell pasti akan sangat marah padanya.

Merasa kalau tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti dalam waktu dekat, Amber kemudian memberanikan diri menembus hujan yang mulai reda meski masih dapat membuat bajunya basah. Ia berlari melewati gang kecil sebelum akhirnya menembus jalan besar hingga ia berhasil dapat menghentikan sebuah taksi.

Meski sudah basah kuyup ia harus bersyukur karena dia masih bisa sampai dalam waktu beberapa menit lagi daripada menunggu tanpa ada kepastian. Ia mengambil ponselnya dan mengirim pesan pda bosnya mengatakan kalau ia akan datang sebentar lagi karena hujan lebat.

Setelah mengirimkan itu ia mematikan ponselnya takut jika ia di telpon balik. Ia benar-benar sungkan dengan sir Darrell, selain pria itu menggajinya dengan nominal memuaskan pria itu baik padanya meski terkadang ucapannya suka menyakiti hati.

Sesampainya di depan institut tempat ia bekerja Amber langsung membayar upah taksinya, karena masih gerimis ia sedikit berlari memasuki bangunan itu dan sekilas melihat tiga mobil hitam terparkir lurus di seelah kanannya.

Ia bergegas berjalan masuk kedalam menuju kantor miliknya dan tak menemukan siapapun di sana. Hingga beberapa menit kemudian ia mendengar seseorang membuka pintu dari mana ia masuk barusan dan menghadapnya.

"Kau sudah datang?" Ternyata sosok karen yang datang dengan membawa box berwarna biru di tangannya.

"Ada hujan lebat." Ia meletakkan tasnya berniat membantu wanita itu yang terlihat sekarang membongkar sesuatu di  rak yang berada di dekat jendela.

"Baguslah aku membutuhkan bantuan memang."

"Mencari apa?"

"Berkas laporan pengeluaran." Karen terlihat fokus membaca satu persatu file yang tersusun. Kemudian menariknya jika apa yang ia cari sudah ditemukan.

"Untuk apa?" Amber masih tak tahu apa yang terjadi memilih untuk menyusun berkas yang Karen keluarkan dari rak.

"Tamu penting yang aku ceritakan tadi adalah pemegang saham di institut ini." Karen berhenti sejenak kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Last Hope [ END ] Where stories live. Discover now