25. fight for

14.1K 1.5K 104
                                    


Jisung menggengam tangan Jaemin yang tertancap selang infus, ekspresi yang lebih muda terlihat sangat terharu melihat abangnya sudah kembali membuka mata dan bisa ia ajak bicara lagi.

Banyak hal yang Jisung rindukan dari Jaemin, seminggu itu rasanya cukup lama dan Jisung nggak suka melewati hari-hari nya tanpa Jaemin.

Sunyi, suasana rumah yang selalu ribut dengan ocehan Jaemin dan segala debatnya dengan Jisung beberapa hari kemarin begitu sepi dan kosong.

Kalau tembok rumah bisa bicara pun kayaknya ia akan menanyai kemana pergi nya Na Jaemin selama seminggu ini.

"Apa??" suara Jaemin yang pertama kali memecah keheningan antara dirinya dan Jisung.

Jisung dari tadi cuma menggenggam tanpa berniat bicara, sedangkan Jaemin yang masih belum bisa leluasa bergerak hanya menatap Jisung heran, adiknya ini nggak kayak biasanya yang ngeselin.

"APA???" ulang Jisung dengan intonasi yang lebih tinggi, Jaemin tertawa pelan melihat Jisung yang menggemaskan.

"Dek, lo tau nggak cowok tinggi yang muka nya lumayan ganteng"

"Jisung itu mah!"

"Bukan elo, kemarin waktu gue buka mata yang gue liat pertama kali itu cowok ganteng tapi gue nggak kenal dia siapa, lo tau dia siapa?"

"Siapa?" tanya Jisung dengan polosnya, yang nggak paham sama arah pembicaraan Jaemin.

Andai saja Jaemin lagi nggak sakit, sudah pasti kepalan tangan Jaemin sudah mendarat dipelipis Jisung.

"Kan gue nanya adikku sayang, kenapa malah nanya balik!"

Jisung nampak berfikir, lantas kemungkinan yang ada di ruangan Jaemin kemarin adalah Jaehyun, Haechan dan Jeno.

Tapi nggak mungkin yang Jaemin bicarakan itu Jaehyun, masa iya Jaemin nggak kenal abangnya sendiri.

Haechan?? tapi Haechan kan nggak tinggi-tinggi amat.

Jeno? iya, kayaknya Jeno kan yang ganteng itu Jeno juga postur tubuh nya tinggi.

Tapi pertanyaan Jisung, masa iya yang Jaemin maksud itu Jeno?? kan Jeno pacarnya, nggak mungkin banget kan kalau Jaemin lagi bahas Jeno, cowok ganteng yang dimaksudnya.

"Siapa sih bang?"

"Gue juga nggak tau dek, kepala gue pusing banget mikirinnya"

Jisung mengelus kepala Jaemin dengan hati-hati "udah ya abang, jangan dipikirin nanti sakit lagi... jisung marah bodo amat!"

Jaemin terkekeh lantas menyuruh Jisung memeluk tubuh Jaemin yang sangat terasa lemas diatas brankar.

(*)

Jeno terdiam didalam kamarnya sejak sore kemarin sepulang dari rumah sakit, harapannya seolah dipatahkan begitu saja ketika Jaemin melupakan dirinya.

Bukan melupakan dalam artian keinginan Jaemin, hanya saja takdir yang menyuruh Jaemin melupakan Lee Jeno.

Apa Jaemin akan mengingatnya kembali, atau hubungannya dengan Jaemin hanya sampai disini?

Berakhir tanpa ada kata putus.

Bolehkah Jeno memperjuangkan cinta nya kembali, dan memperbaiki segala kesalahannya yang telah menyia-nyia kan kekasihnya.

Jeno bersumpah akan menjaga Jaemin lebih baik, mencintai Jaemin dengan seutuhnya, dan Jeno bersumpah nggak akan lagi membagi waktunya dengan orang lain dan akan memprioritaskan Jaemin sepenuhnya.

Tapi yang jadi pertanyaannya, Apa Jaemin yang sekarang akan mencintai Jeno seperti dulu?

Apa Jeno bisa mengetuk pintu hati Jaemin kembali agar cowok manis itu mau membuka pintu hati nya lebar-lebar??

Kakak Kelas | Nomin (Complete)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora