0'3

3.4K 423 19
                                    

Dilapangan saat ini ada tujuh siswi yang tengah menjalani hukuman yang dberikan guru bk dan guru Biologi. Mereka sedang berlari dilapangan basket sekolahnya yang besarnya masuk dikategori lumayan besar, nafas mereka sudah terengah-engah di putaran ke lima.

"Eh ini udah puteran keberapa?" Tanya Aqilla dengan nafas yang memburu.

"Aqilla bego. Ini baru puteran ke lima." Balas Shana tak mengerti kenapa Aqilla sangat mudah letih.

"HAH?" Pekik Aqilla histeris tak percaya jika baru empat putaran ia lewati dan masih tersisa enam putaran lagi.

"Alay deh..."

"Capek anjing." Umpat Aqilla kesal dengan Adel, ini semua karena Naziva fikirnya.

"Udah ayo lanjut lari lagi!" Ajak Lisa.

"Haduh.. gue juga capek banget." Sahut Sherlyn yang sudah sangat lelah seperti Aqilla.

"Eh woi, woi!" Pekik Aqilla tiba-tiba, yang membuat mereka semua terkejut.

"Apaansi qil? kaget gue."

"Itu anjir! Jevan sama Bima." Tunjuk Aqilla kepada dua orang siswa yang mulai ikut berlari tak jauh dari mereka.

"Ya terus kenapa sih? cuman Jevan sama bima kenapa heboh banget deh kayanya." Balas Lisa yang tidak peduli akan keberadaan Jevan dam Bima.

"Mana dah? gak liat gue." Kata Shana yang juga belum menyadari keberadaan kedua pemuda tersebut.

"Itu loh ih, kan ada bu Yuni anjir? kenapa mereka lari disini?" Tanya Aqilla entah kepada siapa.

"Goblok lo semua! ngapain peduliin mereka sih, mending ayo lanjut lari lagi." Ajak Adel yang juga tak peduli dengan adanya Jevan dan bima sekarang.

"Harus peduli dong! secara Jevan itu masa depan gue." Kata Aqilla bercanda, ia mulai bercanda jika masa depannya bersama Jevan.

"Mau muntah disini boleh gak si?" Kata Adel.

"Apaansi qil? alay banget anjing."

"BERCANDA ANJIR GUE!" Balas Aqilla.

"Lo mau sampe kapan berdiri disini sambil ngeliatin mereka lari?" Tanya Adel heran dengan Aqilla.

"Sampe gue nikah sama Jevan." Aqilla kembali dengan candaanya.

"LO, GUE TABOK YA ANJIR!" Adel kesal dengan candaan yang diucapkan Aqilla.

"Iya, bercanda." Aqilla akhirnya pasrah.

"Gue tanyain ke Jevan nih kalo lo emang beneran pengen tau." Tawar Adel kepada Aqilla.

"KENAPA GA DARI TADI SIH DEL?"

"Lo gak bilang."

Lalu Adel berteriak sekeras mungkin, untuk memanggil kedua pemuda tersebut. Yang dipanggil pun akhirnya menghampiri Adel.

"Apa del?" Tanya Jevan bingung. Matanya beralih mengarah ke arah gadis berponi yang sedang terduduk, Lisa sedang sibuk berkaca merapihkan poninya.

"Lo ngapain disini?" Tanya Adel.

"Itu Bima tolol! berisik banget dikelas ngajak ngobrol gue, gue diem doang. Gue juga ikut kena imbas gara-gara dia." Jawab Jevan menatap Bima dengan tatapan tak suka.

"Ngibul banget." Balas Bima kepada Jevan.

"Bapak lo ngibul!"

"Ya gara-gara lo anjir! gue nanya didiemin doang. Apa maksud lo ngomong lucu tiba-tiba."

"berisik ah, ayo lari lagi." Ajak Jevan tak mau membahas hal tadi, ia menarik Bima kembali.

Certainty | Local auKde žijí příběhy. Začni objevovat