1,1

2.6K 349 16
                                    

"Serius? beneran Vino yang selalu main sama Lisa dulu?" Tanya Theo ragu.

"Menurut lo?" Ujar Jevan lalu menatap Theo.

"ORANG GILA... YANG BENER AJA?" Theo masih belum percaya juga.

"Setelah tau lo pindah, Lisa nangis abis-abisan. Keluarga gue gak ada yang tau siapa itu bocah, sampe heran kenapa ngefeknya sampe segitunya buat Lisa." Ucap Theo menjelaskan betapa terpuruknya Lisa saat Jevan pindah sekolah.

"Oh ya?" Jevan tersenyum mendengar hal tersebut.

"Gua gak pernah nyangka kalo Vino tuh ada disekitar gua selama ini." Theo dan Jevan sudah saling mengenal sejak sekolah dasar dulu.

"Lo pikir gue tau kalo lo abangnya Lisa selama ini? gak anjir."

"Lo tau kalo Lisa itu temen lo waktu kindergarten dulu tuh dari mana?" Tanya Theo.

"Karna Anya punya bekas luka ditangannya, dan Lisa punya bekas luka yang sama."

"Jaga adek gue ya?" Kata Theo tiba-tiba yang membuat Jevan bingung dengan perkataan Theo barusan.

"Dia selalu bilang ke gue kalo dia kangen sama itu bocah, dan setelah gue tau kalo bocah itu lo, gue ngerasa lo emang cowok terbaik buat adek gue sekarang." Theo tahu jika Jevan memang terjebak dengan masa lalunya tetapi ia tak tahu jika itu adalah Lisa.

"Terbaik? gua bukan cowo yang baik buat Lisa. Gue masih suka tptp sama adek kelas buktinya?" Jevan terkekeh sendiri mengingat perilakunya yang masih suka tebar pesona.

"Lo baik buat Lisa, Jevan."

"Kenapa seyakin itu?" Tanya Jevan kepada Theo.

"Lo masih nyimpen perasaan lo ke Lisa selama ini, dan gue yakin kali ini lo serius sama Lisa. Keliatan dari mata lo, kalo lo bener-bener mau merjuangin Lisa dengan usaha lo sendiri tanpa ngasih tau kalo lo itu Vino."

"Kalo lo ngasih tau Lisa kalo lo itu Vino, mungkin jadi lebih gampang buat lo ngedeketin Lisa. Karna lo orang yang dia cari selama ini." Balas Theo panjang lebar.

"Hm."

"Yaud—" Ucapan Theo terpotong karena kedatangan Lisa yang sudah emosi.

"Kemana aja lo anjing! lama banget." Lisa menjambak rambut milik Theo.

"Awh aduh-aduh, lepasin dulu monyet!"

"Bener-bener ya lo!"

"Gue gak telat jemput lo anjing, gue ketiduran dimobil tadi! gue udah nungguin dari sejam sebelum lo pulang, kurang baik apa gue sama lo?"

"Makanya goblok jangan dipelihara! chat gue lah." Ujar Lisa lalu memakan batagornya.

"Ini batagor lo." Lisa memberikan sebungkus batagor titipan Jevan tadi.

"Oh? iya makasih ya." Dengan senang hati Jevan menerimanya.

"Ya sama-sama."

"Gue gak dibeliin?" Tanya Theo yang duduk diantara mereka.

"Apasih? Ayo pulang." Lisa berdiri lalu menarik lengan Theo.

"Duluan je!" Ujar Theo lalu mengikuti langkah Lisa yang menuju parkiran.

Keduanya masuk kedalam mobil Black BMW i8 Coupe milik Theo. Menancapkan gas mobilnya keluar dari area parkiran sekolah, membelah jalanan Jakarta Selatan ini menuju Jakarta Pusat.

"Lo lagi deket sama Jevan ya?" Kata Theo memulai perbincangannya dengan adiknya yang sedang sibuk bermain dengan ponselnya.

"Hah? Jevan yang sok asik sama gue." Jawab Lisa.

Certainty | Local auDonde viven las historias. Descúbrelo ahora