"Morning Zeayang...."
"Ih jijik tau Jor!"Zea memukul lengan Jordan.Lantas memakai helm dan naik ke boncengan Jordan.
"Udah siap??"
"Siap dongg."Jordan melajukan motornya sedang.
Mereka sudah sampai di depan gerbang SMA Tunas Bangsa.
"Nanti ke rumah gue ya,mama pengen ketemu katanya."
"Oiya lama banget ga ketemu,tante Gita apa kabar?"
"Baik kok.Yaudah sampai nanti Zea sayang.Entar abang Jordan jemput."Jordan mencubit gemas pipi Zea.Membuat si empu cemberut.Sebelum mendapat pukulan dari Zea,Jordan langsung menancap gas nya.
Zea menghela nafas kasar.Lalu ia berbalik memasuki area sekolahnya.
"Zea."panggil seseorang.Zea menoleh.
"Lo masih temenan sama Jordan?"Zea diam tak menjawab.
"Ikut gue bentar ya."ajak Fay.Zea hanya mengangguk.Membuat Fay tersenyum lebar,lalu menggandeng tangan Zea.
"Gausah pegang gue."sentak Zea.Fay tersenyum kaku.Lantas mereka berjalan ke halaman belakang sekolah yang sepi.
"To the point."ucap Zea dingin.
"Bel nya masih lama Ze."
"Gue ga suka basa-basi!" Fay menghela nafas pelan.
"Duduk dulu." Mereka duduk di kursi panjang.
"Pertanyaan gue tadi belum lo jawab."
Zea menaikkan alisnya sebelah.
"Seperti yang lo liat."
"Gue yakin,Jordan bisa jadi sahabat yang baik buat lo-"ucapan Fay terpotong.
"Udah kan?Ga penting banget."Zea hendak bangun dari duduknya,namun ditahan oleh Fay.
"Bentar doang Ze."pinta Fay. Akhirnya Zea duduk lagi.
"Gue yakin,Jordan bisa jadi sahabat yang baik buat lo,ga kayak gue."Fay menunduk.
"Bagus lah kalo nyadar."Zea tersenyum sinis,enggan menatap lawan bicara.
"Tapi Ze,mama gue bener² nyesel,dia pengen minta maaf sama lo dan bunda lo.Hidupnya ngga akan tenang kalo belum minta maaf sama lo dan bunda lo,tante Ranty."jelas Fay.
"Udah telat."
"Belum,belum telat Ze.Please Ze,mau ikut gue ketemu mama ya.Bakal lebih baik kalo tante Ranty juga bisa ikut."Fay memohon.
Zea tersenyum sinis,seraya menatap Fay dengan tatapan penuh kebencian.
"Segampang itu?"
"Lo pasti benci banget sama gje dan mama gue ya Ze?" mata Fay mulai berkaca-kaca.
"Masih nanya?"
Air mata Fay tak bisa dibendung lagi.
"Ze,gue kangen sama lo.Gue harap kita bisa kayak dulu lagi.Gue mau memulai lagi dari awal,seakan-akan kita belum kenal sama sekali.Gue pengen punya sahabat kaak lo lagi Ze,yang selalu ada buat gue.Disaat semua orang ngucilin gue,lo dan keluarga lo malah bantu gue,supaya gue ngga kesepian.Gue mau ngulang masa² kecil kita Ze."ucap Fay panjang lebar sambil menumpahkan air mata.
Hati Zea tergesir mendengarkan ungkapan Fay.Tapi rasa kasihan itu,sudah tertutupi oleh rasa kecewa dan benci,seolah-olah tak terlihat lagi,kecuali rasa benci dan kecewa itu bergeser.
"Udah bel,gue harus ke kelas."Zea segera berdiri dan meninggalkan Fay yang masih menangis sesenggukan.
Langkah Zea terhenti,
"Sorry Fay,gue udah terlalu benci sama lo."-batin Zea.
YOU ARE READING
LIZEA (END)
Teen FictionLizea Clarranya James, seorang gadis remaja yang mempunyai kehidupan mewah dan kebebasan,orangtuanya tak pernah mengawasinya. Ia baru saja pindah ke Indonesia. Bergabung dengan salah satu geng motor populer,yang mempunyai musuh misterius. Terlebih l...
