XIX - The Communication Room

68 5 1
                                    

Setelah Jake dan Ni-ki selesai mengantar Pak Yoo ke pusat terapi, Sunghoon, Jake dan Heeseung segera bekerja dan mensibukkan diri mereka

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Setelah Jake dan Ni-ki selesai mengantar Pak Yoo ke pusat terapi, Sunghoon, Jake dan Heeseung segera bekerja dan mensibukkan diri mereka. Ketika ketiga orang itu segera pergi ke ruang kerja Sunghoon, Mira yang memiliki niat ingin membantu mencegat mereka.

"Um, guys... Gue boleh ikut liat kalian kerja nggak?" dengan nada ragu, Mira berbasa-basi sembari melihat Sunghoon, meminta izin darinya.

"Nggak bo-"

"Boleh banget, ayo." persetujuan Jake memotong penolakan Heeseung, diikuti oleh senyuman lebar Mira, dan mereka pun pergi ke ruangan kerja Sunghoon. Heeseung menghembuskan napas, pasrah, dan dia pun mengikuti mereka kesitu.

Ruang kerja Sunghoon, yaitu ruangan komunikasi, terletak di sebelah ruangan rapat di lantai dua. Ruangannya sedikit gelap karena semua jendelanya ditutupi oleh tirai, dan ruangannya juga lebih dingin daripada ruangan lainnya.

Terdapat banyak layar komputer di dalam situ, dan sepertinya ruangan itu cukup penting karena segala perangkat digital mereka sepertinya berada di ruangan itu.

Sunghoon pun menduduki dirinya di depan layar komputer yang utama, sedangkan Jake duduk di kursi sebelah kanannya. Mira yang bingung hanya berdiri di belakang mereka.

"Gimana caranya kalian cari tempat beli narkoba cuman pake informasi dari Pak Yoo tadi?" tanya Mira, penasaran.

"Just sit back and watch us work." ucap Jake, menyengir.

Tak lama Jake berbicara seperti itu, pintu ruangan terbuka sekali lagi, dan Heeseung muncul, segera mengawasi pekerjaan Jake dan Sunghoon.

Heeseung dengan acuh berdiri di sebelah Mira, mencondongkan tubuhnya ke arah depan. Perhatiannya tertuju kepada layar komputer, menunggu hasilnya.

Tanpa disadari, badan Heeseung pun menaungi Mira, dan jarak mereka dapat dibilang hampir mendekati nol sentimeter.

Mira melihat ke arah kirinya, menyadari hal itu. Rasanya dia berhenti bernapas saat itu juga, dan dengan tidak lazimnya, jantungnya berdetak semakin cepat. Lembutnya harum parfum miliknya memenuhi indera penciuman Mira, napasnya terasa mengembus pelan di pucuk kepalanya.

Mira terdiam, bingung akan perasaannya saat itu. Namun, dia segera kembali dari lamunan sesaatnya itu, dan mendeham. Perhatian Heeseung segera beralih ke Mira, yang membuat suara, dan mata Heeseung pun tertuju kepada Mira, melihat ke arah bawah.

Sadar akan jarak mereka, Heeseung dengan canggung menjauh, bergeser ke arah kiri. Dia pun segera mengalihkan kontak mata ke segala arah kecuali Mira, dan tanpa ragu ke sebelah Sunghoon, kembali memperhatikan pekerjaan mereka.

Salah tingkah Heeseung membuat Mira sedikit terhibur, namun di saat bersamaan dia menggelengkan kepala, melihat kelakuannya. Dia juga kembali melihat Jake bekerja.

Sepertinya, saat itu Jake sedang melacak sebuah mobil dengan CCTV kota, berganti kamera setiap kali mobilnya keluar layar. Tidak lama setelah itu, mobil tersebut berparkir di sebuah gudang kosong yang besar, dengan kamera CCTV itu menyorotinya dengan jelas.

"Hoon." panggil Jake singkat.

Sunghoon langsung menolehkan kepala ke arah Jake, melihat layar di hadapan Jake. Sunghoon pun kembali ke komputernya, lalu memencet segala tombol yang ada.

"Dimana?"

"Myeondae-gil, di pinggiran Seoul."

"Yang ini?"

Jake sekilas melirik layar Sunghoon, "Iya."

Seperti film, layar Sunghoon melakukan sebuah time-lapse, semua aktivitas disitu dimainkan dengan sangat cepat.

"Seems suspicious." gumam Sunghoon.

"Hoon, stop." perintah Heeseung, membuatnya meng-pause rekaman time-lapse CCTV itu.

Di layar, terdapat rombongan orang yang beragam, dengan sebuah truk besar yang terlihat membawa kargo narkoba.

"Seberapa jauh dari sini?" tanya Heeseung.

"Naik mobil, kalau nggak macet, 30 menit-an." tebak Sunghoon.

"Jadi kalian melacak mobil yang rinciannya dikasih tau sama Pak Yoo, terus kalian lacak di CCTV sampai di gudang itu?" Mira pun mengira-ngira, mengatakannya dengan ragu.

"Bener." kata Jake.

"Emang nggak ada mobil lain yang sama?"

"Ada, cuman kan keliatan dari CCTV mobil mana yang Pak Yoo samperin." koreksi Jake.

"Oh..." kagum, Mira berusaha memahami hal itu dalam diam.

"Oke, gue bakalan cek tempat itu, see ya." ucap Heeseung singkat sebelum pergi ke arah pintu.

Namun, dia teringat akan sesuatu, yang membuatnya kembali ke situ dan berkata, "Mira, we need to talk."

"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jun 01, 2023 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

gunshot ↷ lee heeseungDonde viven las historias. Descúbrelo ahora