Chapter 1

21 1 0
                                    

----------

Apologizing doesn't mean make someone to be a loser.

----------


     Taksi berwarna putih itu berhenti tepat didepan gerbang SMA Regrantara. Seorang gadis dengan rambut sepunggung turun dari taksi tersebut setelah membayar taksinya. "Makasih, Pak." ucapnya sebelum taksi itu pergi.

     Gadis itu berdiri didepan bangunan kokoh itu lantas mengambil napas panjang. Perasaannya sudah tidak karuan. Entahlah, kalian pasti tahu rasa menyebalkan seperti apa menjadi seorang murid baru.

     Gadis itu akhirnya melangkahkan kakinya memasuki area sekolah yang terbilang cukup luas dan mewah. Gedung terbagi menjadi empat dengan tiga lantai kecuali gedung utama yang empat lantai.

     Menginjak lobby utama ada papan Mading besar yang berisi segala informasi. Dengan santai gadis itu mendekati Mading tersebut, berniat melihat denah sekolah agar memudahkannya mencari ruang kepala sekolah.

     Gadis itu mempelajari denah tersebut, dari sana ia tahu kalau ia hanya perlu berjalan lurus mengikuti koridor utama ini ia akan menemukan ruang kepala sekolah yang berada disebelah kiri. Gadis itu tersenyum senang lantas membalik badannya dan berniat untuk melanjutkan tujuannya.

     "Arrgh." Gadis itu meringis saat tiba-tiba saja bahunya ditubruk dari belakang. Gadis itu menoleh dan mendapati seorang laki-laki berdiri menjulang dan menatapnya datar. Manik mereka bertemu untuk beberapa saat sebelum laki-laki itu berlalu tanpa mengatakan sepatah kata pun sambil kembali melihat kelayar ponsel di genggamannya.

    Gadis itu menganga. Apa-apaan itu. "Cih, dasar nggak sopan!" makinya tertahan sebab laki-laki itu telah menghilang disimpangan koridor. Lagipula ini hari pertamanya, apa iya dia harus menghabiskan tenaga untuk mengurusi siswa kurang ajar itu?

    Memilih melanjutkan langkahnya, gadis itu tiba didepan sebuah pintu bertuliskan 'Ruang Kepala Sekolah' "Ah, ini dia." gumamnya sambil tersenyum senang. Tanpa menunggu lagi, gadis itu membuka pintu tersebut seraya mengucapkan salam. Didalam ruangan berukuran 10×8 meter itu, seorang pria paruh baya duduk dihadapan meja kerjanya.

    "Masuk!" balasnya mempersilahkan. Pria itu lantas menghentikan aktivitasnya demi melihat tamunya. Begitu melihat wajah gadis itu, pria itu lantas berdiri dan menghampirinya. "Kamu pasti Skysha, kan?" tanya pria itu yang langsung dijawab dengan anggukan anggukan antusias dari gadis itu. "Ah, silahkan duduk." ucapnya seraya menunjuk sofa kulit berwarna coklat yang tersedia disana.

    Gadis bernama Skysha itu mengangguk dan duduk tepat dihadapan pria itu. Dia memperhatikan sekeliling, ada beberapa lukisan bergambar abstrak di beberapa sudut dinding ruangan, lemari berisi berkas dan piala serta penghargaan lainnya, dan jangan lupakan diatas meja kerja yang terbuat dari jati itu ada sebuah laptop dengan lambang buah apel digigit, beberapa storage berisi berkas dan sebuah papan nama bertuliskan 'Surya Setyawan' yang tak lain adalah kepala sekolahnya.

     "Saya sudah membaca berkas kamu. Jadi, kamu dulu SD di Singapura dan mulai homeschooling semenjak SMP?" tanya Pak Surya setelah membaca kembali berkas pendaftaran milik Skysha.

    Skysha mengangguk. "Iya, Pak."

    "Kalau boleh tau kenapa kamu akhirnya memutuskan untuk kembali ke sekolah umum?"

    Pertanyaan itu tak langsung dijawab oleh Skysha. Gadis itu tampak mengambil napas panjang sambil meremas jemarinya. "Uhmm, saya cuma merasa kalau saya harus mulai untuk berbaur dengan dunia luar. Saya hanya ingin memperluas circle sosial yang lebih luas dari yang saya punya selama ini."

SUNRISE: As Hoping As ThatWhere stories live. Discover now