Chapter 2

19 1 0
                                    


----------

----------

     Pagi itu Sky duduk sambil meluruskan kakinya di tengah lapangan usai menyelesaikan lari tiga putaran keliling lapangan. Sky mendongak, terik matahari sudah mulai naik menyapa bumi. Jam pertama hari ini diisi dengan pelajaran olahraga dan saat ini Sky duduk bersama yang lainnya sambil memperhatikan siswa laki-laki bermain basket.

    "Ya Allah, ini gue lari aja capeknya setengah mati apalagi kalo jadi praktek voli." keluh Amel sambil mengipas-ngipaskan tangannya didepan wajah. "Untung aja Pak Budi nggak masuk hari ini."

    Sky tak menggubris, gadis itu mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Dia mulai membuka aplikasi bertukar pesan, membaca beberapa pesan yang masuk dan membalas apa yang perlu dibalas. Setelah itu gadis itu beralih ke email-nya. Ada beberapa file dokumen yang masuk dan gadis itu membaca beberapa dengan teliti.

    "Awas!"

    Sky mendongak. Waktu seolah dibuat slow motion saat sebuah bola basket melesat kearah gadis itu. Sky jelas-jelas ketakutan, namun menghindar pun seolah tak mungkin. Gadis itu hanya memejamkan mata sambil menutupi kepalanya dengan kedua tangan.

    Satu.. dua.. tiga...

    Hah? Kok nggak kena?

    Sky membuka matanya penasaran. Didepannya sudah ada laki-laki tinggi berseragam putih abu-abu yang menangkap bola itu sebelum mengenai Sky. Cowok itu melempar kembali bola itu pada pemiliknya.

    Cowok itu berbalik kearah Sky dan berlutut di depan gadis itu. Mata mereka bertemu dan seolah terkunci. Sky menemukan sepasang netra berwarna hitam pada laki-laki itu. Tatapannya tajam tapi Sky tidak takut. Dia terpaku dan justru.... nyaman.

     Laki-laki itu tersenyum miring lalu bangkit dan pergi tanpa mengatakan apapun. Sky masih bungkam. Matanya mengikuti punggung tegap itu berlalu.

    "Oh my God. Demi apa Faresta senyum?" Amel yang pertama kali bereaksi lantas terlihat heboh. Gadis itu bahkan mengguncangkan tubuh Sky dengan gemas. "Ya ampun Sky lo beruntung banget hari ini. Udah ditolong, ditatap terus disenyumin lagi. Kayaknya cuma lo deh cewek disekolah ini yang pernah ngalamin hal kayak tadi."

    "Apaan sih? Beruntung apaan?" Sky tersadar dan menjauhkan tangan Amel dari bahunya. "Itu cowok tadi kenapa coba? Nggak jelas banget kelakuannya."

    "Nggak jelas tapi bikin melting 'kan?" Deandra ikut meledek.

    "Melting apaan? Serem iya." Sky bangkit dan menepuk-nepuk celana belakangnya yang kotor habis duduk dilapangan. "Udah ah, ganti baju yuk."

     "Cie salting. Kayaknya bentar lagi ada yang bakal bergabung dengan keluarga besar Eagle nih."

     Sky tak menggubris. Tanpa gadis itu inginkan pikirannya masih memutar kembali kejadian tadi. Tentang  bagaimana cowok itu berjongkok didepannya dan menatapnya lekat. Tentang senyum miring yang ditunjukkan cowok itu. Dan ternyata kejadian sesaat itu mampu mengacaukan pikiran dan perasaan gadis itu.

     "Nahh 'kan? Salting 'kan? Jalan aja nggak diperhatiin." Deandra menahan tangan Sky. Kelas mereka ada dilantai tiga. Seharusnya mereka berbelok dan menaiki tangga tapi gadis itu justru berjalan terus dengan tatapan kosong. "Kelewat sister!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 14, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SUNRISE: As Hoping As ThatWhere stories live. Discover now