All of you😖

7.7K 763 118
                                    

Enjoyreading
With Ri💚

Perjuangan cintanya hanya akan sia - sia saja. Seharusnya Hyunjin sadar akan itu, namun sepertinya ambisi dari egonya sangat sulit ia taklukkan. Hyunjin merasa bahwa dia tidak pernah bahagia selama ini, Hyunjin hanya ingin satu saja kebahagiaan menghampiri nya.

Jung Jeno.

Hanya pria itu. Demi Tuhan, Hyunjin begitu mencintai Jeno. Sampai apapun ia lakukan untuk pria itu, namun apa? Usaha nya selama ini sama sekali tidak pernah dihargia. Hyunjin manusia biasa, dia juga punya rasa lelah. Hyunjin sering menangis sendiri didepan makam Ryujin saat malam hari. Saat hujan, Hyunjin selalu menyempatkan diri untuk mengirim doa agar ia bisa bahagia bersama Jeno suatu saat nanti.

Tapi apa? Datangnya Park Jaemin membuat semua harapan nya sirna begitu saja. Padahal sedikit lagi, andai waktu itu Hyunjin segera menunjukkan muka, mungkin semua akan sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Sayangnya, Park Jaemin lah takdir Jeno. Demi apapun, Jaemin lah yang lebih pantas untuk Jeno.

Prangg

Botol wine itu tergerai pecahannya. Sudah 3 botol yang Hyunjin lempar ke sebuah foto lelaki manis yang dengan bangga tersenyum menatap Jeno nya penuh cinta. Foto prewedding Jeno dan Jaemin.

Tadinya, Hyunjin mengira jika Jeno akan benar - benar lari menemuinya dan meminta untuk kembali bersama. Tapi apa? Belum 1 hari Jieun mengatakan pernikahan mereka batal. Banner besar terpajang lebar di beberapa perusahaan, restoran milik Jeno, bahkan siaran tv terang - terangan akan meliput pernikahan pasangan itu secara langsung.

Didepan rumah Jeno, Hyunjin hanya bisa terpaku. Niat hati ingin berlari memeluk lelakinya untuk mengatakan seribu kata cinta. Naas! Jeno memeluk pinggang Jaemin begitu mesra disana, bersama Hara yang tertawa begitu lepas dengan para pelayan dan beberapa orang yang sedang menata halaman rumah dengan bunga - bunga pernikahan.

"AAAAAAAA"

Duarrrr

Bersama dengan suara teriakan Hyunjin, petir menyahut dari atas sana. Hyunjin menangis sejadinya, seolah hari esok tidak bisa lagi mengeluarkan air mata. Hyunjin memeluk kakinya, efek mabuk dan juga patah hati. Keadaannya sangat kacau.

"Astaga!"

Jieun memekik saat melihat betapa kacau rumah itu sekarang, pecahan botol dimana - mana. Sementara Hyunjin mabuk dengan terus menangis, Jieun meringis melihat betapa kerasnya anak lelaki itu pada dirinya sendiri.

"Jika tak sanggup, maka jangan berdiri. Demi Tuhan, Hyunjin. Kau bisa berhenti sekarang, sebelum semuanya semakin berantakan."

Jieun dengan mudah mengatakan itu sebab ia sendiri pun tahu kalau usaha Hyunjin hanya akan berakhir sia - sia saja. Karena, usahanya juga berakhir sia - sia untuk kembali bersama Jaehyun.

Jieun membersihkan pecahan beling itu.

"Aku tidak akan berhenti sampai Jaemin mati ditangan ku."

Jieun langsung berhenti memunguti beling itu, tertegun mendengar ambisi Hyunjin. Jieun jadi semakin takut tinggal lama - lama dengan Hyunjin. Diam - diam perempuan itu berniat kabur saja.

"Jaemin harus mati bersama Ryujin. Itu takdir!"

---0o0---

Jaemin baru saja selesai mandi, ia singgah ke balkon sebentar untuk menghirup suasana segar. Bathrobe putih itu masih belum berganti dengan baju, Jaemin merentangkan tangannya menikmati hembusan angin yang memberikan dia hawa dingin yang segera menerpa wajah dan sekitar lehernya. Jaemin suka suasana diatas balkon kamar Jeno. Dia kembali lagi. Kembali kerumah calon suaminya.

WHY HE?  [NOMIN]Where stories live. Discover now