Ch. 19

2.1K 349 34
                                    

Kalau boleh dikatakan Tuan Hwang sukses mengacaukan pikiran Felix Lee seorang. Menggoyangkan rumah pertahanan benteng paling kokoh yang bernama hati.

Tapi yang disayangkan Felix Lee kenapa Hwang itu memandangi dirinya sebagai dalam "bentuk" lain dibanding setidaknya bisa dikatakan Tunangan secara kasar.

Felix sendiri sudah menatap Hyunjin yang bergelut dengan berkas di ruang baca rumah seperti biasa. Seperti kebiasaan mereka.

Hyunjin itu yang ada di sana, benar benar ada disana dalam jarak dekat yang bisa di gapai dengan tangan tapi tak bisa di dapat dengan secara jelas dan gamblang, mengapa Felix merasa sepertinya Hyunjin berada jauh sekali. Walau tuannya itu sudah melewati batas kemarin malam.

Bahkan ketika Hyunjin itu melemparkan senyum kecil sedikit saja saat Felix berburu waktu tersandung sepatu baru pagi kemarin, sudah mampu membuat baik sepanjang hari yang Felix lalui.

Sebanyak Felix mendesah kecewa di balik senyum yang kikuk, Sesering tangisan yang diam-diam yang sembunyikan karena ketidakjelasan sebuah hubungan yang digambarkan sang tuan. Tidak bisakah Hyunjin sedikit mendekati diri ke Felix?

Bercerita bercanda selayaknya teman saja. Sepertinya sudah cukup. Kenapa Hyunjin itu irit sekali bicara. Yang terlontar hanya perintah perintah yang membuat kadang Felix jengah.

Apakah Hyunjin tidak tahu dunia si Lee benar-benar berubah? Ketika Hwang menatap Felix penuh dengan dominansi berkepanjangan? Felix jelas tidak bisa mengendalikan pikiran, Sehingga Felix hanya akan mengikuti insting untuk menuruti segala kemauan sang tuan.

"Felix"

"Ya tuan?" tersentak dari lamunannya. Felix bertanya kepada Hyunjin ada apa.

"Its everything okay?"

Felix ingin bercanda mengatakan kalau jawaban jujur atau bohongan tapi tatapan Hyunjin sepertinya serius sekali jadi Felix mengurunkan niatnya lagi lagi. Untuk mendekatkan diri.

"Ya, baik baik saja"

"Besok jam sembilan seperti biasa. Asisten Im yang akan mengantar mu"

Mengangguk patuh untuk deretan yang keseribu. Felix mengiyakan dan paham berarti Hyunjin sedang dalam keadaan tidak bisa diganggu dan sibuk dengan kerjaan.

"Masuklah ke kamarmu, ini sudah jam sebelas malam"

Felix pikir semuanya akan baik-baik saja, Hidupnya telah jadi berantakan karena diri sang Tuan. Felix berpura-pura baik-baik saja bahkan dengan ekspresinya.

Dan diatas semuanya Hyunjin harus bertanggung jawab atas jejak diri dalam hati Felix Lee sekarang.

"Berhenti melamun, duduk yang tegap!"

Rotan itu melayang saat tangan Felix bergetar karena salah memilih sendok yang harusnya digunakan dalam memakan puding.

"Tuan Cha— maaf"

Hari itu setelah melewati minggu lalu bersama guru Song. Felix tidak melihat orang tua itu lagi yang masih "agak" bisa dikatakan bersikap lebih lembut jika Felix melakukan kesalahan.

Tapi tiba tiba saja tadi pagi. Tuan Cha itu datang mengenalkan pada dirinya kalau sebagai guru baru Felix dalam kelas tata krama.

Etika yang sudah di ajarkan Guru Song pun diulang. Tapi Felix tetap lah manusia biasa. Memorinya tidak punya kapasitas harus mengingan sendok, pisau, garpu mana yang digunakan untuk makan daging, dessert dan lain lain.

Demi tuhan.

Rotan itu terus melayang di bagian atas lengan Felix bahkan merambat ke bagian punggung belakang.

there's a no limit to your loveWhere stories live. Discover now