Ch. 31

2.1K 335 34
                                    

Secara cepat Felix memilih warna putih tulang untuk jas pernikahan.

Ditanya Hyunjin kenapa mau yang itu, Felix menggeleng tidak tau, tidak enak juga ketika jujur ke Tuannya kalau kaki Felix sangat linu sehabis bolak balik fitting baju.

Anggukan Hyunjin adalah kemenangan bagi Felix karena akhirnya setelah lima jam lamanya, Felix akan bertemu kasur tercinta.

Pulang dari kampus dengan bajunya yang masih seadanya, Tuan Hwang itu mengajak Felix ketoko.

Tatapan mata serasa menusuk Felix dari punggung bagian belakang ketika berjalan berdampingan bersama Hyunjin Hwang. Tapi apa mau dikata, Hyunjin mengandeng Felix dengan sangat posesif membuat si Lee telinganya sudah terbang ke angkasa.

"Toast itu isinya bacon dan beberapa selada" tutur Felix saat mereka menepi memakan makanan cepat saji. Posisinya sih masih dalam mobil disekitar taman kota.

"Tuan Hwang tidak pernah memakannya ya?" Kekeh Felix.

Dan Hyunjin hanya mengangguk masih enggan memakan.

"Enak— apalagi kalau lapar" ancungan Jempol Felix sepertinya membuat Hyunjin yakin dan menyuapkan segigit kecil roti isi kedalam mulutnya.

"Enak?" Tanya Felix seraya menyodorkan minuman mineral, asal kalian tahu saja Hyunjin tidak minum cola.

"Lumayan"

Felix tertawa, Hidup Hyunjin ternyata tak semenyenangkan yang Felix selalu bayangkan. Perkara toast dipinggir jalan saja baru tahu diusianya yang sekarang kasihan.

"Kamu itu banyak makan, tapi gak gemuk gemuk apa cacingan ya?"

Memberenggut tak suka atas penuturan Hyunjin, Felix berhenti menyedot colanya.

"Nggakkk... udah periksa... sehat semua"

Hyunjin mengangguk setuju.

Setelahnya tidak ada obrolan lagi karena Felix fokus menghabiskan yang ia pesan double isian, dilanjutkan beres beres sisa makanan dan tancap gas pulang.

Alunan lagu yang mengalun pelan dan keadaan perut Felix yang kenyang membuat Lee itu mengantuk dan terpejam sebentar tepat sampai Hyunjin membangunkan nya perlahan saat sudah sampai digarasi parkiran.

"Felix..."

Panggilan pertama.

"Felix..."

Panggilan kedua ini Felix sudah mulai keluar dari alam bawah sadarnya.

"Felix..."

Mengerjab pelan, mata Felix menangkap bahwa Hyunjin cuman berjarak tiga senti dari hidungnya. Terlalu dekat hingga parfum baju Hyunjin tercium.

"Sudah sampai"

Kata itu keluar. Tapi Felix merasa kepalanya pening, bibir Hyunjin bergerak bersamaan bunyi klik dari samping yaitu selt belt yang terbuka.

Tindakan implusif Felix setelahnya adalah hal yang tidak bisa diduga duga. Felix sendiri tidak memikirkan konsekuensi.

Merasakan creamynya keju mozzarella atau hanya sekedar perasaan manis diujung bibir tebal si Hwang.

Kecupan cepat, Felix menarik diri.
Kalang kabut karena kepalanya mentok pada sandaran kursi.

Tindakan gila.

Jadi alhasil Felix berujar kaku "maaf tuan Hwang, saya hanya ingin melakukannya"

Itu kata kata sebelum Felix dengan jelas menangkap senyuman miring di Hwang muda.

there's a no limit to your loveWhere stories live. Discover now