Part 7

9 3 0
                                    

"Jika dengan kata maaf saja tak cukup maka biarkan aku membuktikannya, jika aku benar-benar menyesal dan akan berusaha menyatukan kita kembali"
~devityas22~
______________________________________

Banyak typo yang bertebaran.

Silahkan membaca cerita ini dengan ditemani cemilan agar lebih menyenangkan.

______________________________________

Happy Reading
______________________________________

"lihat noh udah pada keluar" Alif menunjuk objek yang ada di bawah

"Gila mereka pada bahas apa.an coba sampe jam setengah tujuh baru selesai" heran Viko yang melihat jam ditangannya

"Babu sok sibuk ya begitu" kata Alif dengan santainya

"Babu gimana sih? Bukannya mereka osis yah?" Tanya Viko yang tak paham akan ucapan Alif

"Ck osis itu kan suka bantu guru-guru, lagian mau aja mereka disuruh-suruh, sama aja kayak babu kan"bukan Alif yang menjawab tapi Sata tanpa mengalihkan pandangannya.

"Awas aja kalian berdua gue doain jomblo seumur hidup! gini-gini gue juga pernah jadi anggota osis" Viko yang tak terima osis dikatakan babu, dia dulu pernah jadi anggota osis waktu SMP.

"Berarti Lo juga termasuk babu" cibir Alif dan Sata bersamaan membuat Viko mendelik tak terima

"Mana ada babu seganteng gue" kata Viko dengan pdnya

Sekarang ketiga remaja itu sedang berada di roftop.Walau sudah malam mereka tetap di situ menunggu seseorang, lebih tepatnya bukan mereka tapi hanya Sata. Dia yang memaksa kedua temannya untuk menemaninya bukan takut hanya saja lebih seru jika ada teman dari pada sendirian.

Ketiganya sedari tadi melihat semuanya dari atas. Terlihat beberapa orang mulai keluar dari ruangan itu. Namun Sata hanya fokus kepada seorang gadis berkuncir biru terlihat baru aja keluar dari ruangan itu.

"Cabut" perintah Sata sambil melangkah pergi

"Lah bocah malah ninggalin tadi aja nyuruh kita nemenin" kata Viko

"Ceweknya udah keluar ya pasti mau nyamperin lah, lagian ngapain disini malam-malam" Alif mengikuti langkah sata

"Cewek yang mana lagi, kok gue gak tau"

☘️☘️☘️

Siang berganti sore. Cerah berganti gelap. Rapat osis baru aja selesai tepat pukul setengah tujuh. Begitu banyak hal yang harus dibahas untuk lomba minggu depan. Mau tidak mau mereka semua lembur mempersiapkannya.

Satu persatu anggota osis mulai pulang namun ke-enam gadis ini masih berdiri di depan ruang osis.

"Lo jadi pulang bareng Sata" Tania menatap Rapuh

"Gak tau, aku males pulang bareng dia" jawab Rapuh seadanya

"Lo dekat sama Sata rap? Sejak kapan? Kok bisa kenal?" Pertanyaan bertubi-tubi dilayangkan oleh Ela untuk Rapuh

"Jangan bahas itu deh bosen gue denger pertanyaan itu mulu" Rapuh yang mulai jengah mendengar pertanyaan itu terus

"Gue saranin nih ya, mending jauh-jauh deh dari dia" kata Ela memberikan saran kepada Rapuh

"Betul yang dibilang Ela, kita takutnya Lo cuma dijadikan mainan aja kayak mantan-mantannya yang lain"kata Zeva

"Sorry Rap mungkin kalau gue gak ngasih nomor Lo ke dia pasti sekarang hidup Lo tenang tanpa gangguan dia" sesal Tania

Rapuh [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang