Part 9

11 2 0
                                    

"Jangan terlalu berharap untuk bisa dekat dengan ku, karna hanya orang tertentu yang bisa dekat dengan ku."
~devityas22~
______________________________________

Banyak typo yang bertebaran.

Pastikan kalian pencet bintang 🌟
______________________________________

Happy Reading guys...
______________________________________

Kantin saat jam istirahat biasanya ramai kan? namun, entah kenapa hari ini seakan semua pada menghilang ditelan bumi. Hanya ada beberapa anak yang berada di kantin. Entah yang lain pada bawa bekal atau memang lagi pada puasa berjamaah.

"Tumben sepi ni kantin"heran Zeva, saat masuk kantin, hanya terlihat beberapa orang.

"Iya nih, gue jadi ragu ini kantin apa kuburan, sepi amat" timpal Jani, berjalan ke stand penjual mie ayam, memesan makan untuknya dan ketiga temannya.

Ketiganya duduk dimeja pojok, tempat yang sering mereka duduki saat dikantin.

"Udah lah biarin aja malah enakan gini, sepi jadi tenang" kata Rapuh, membuka lembaran  novelnya. Zeva yang melihat itu langsung melotot. Sedangkan Tania sibuk membuka YouTube.

"Ish Lo kok GK bilang sih kalau bawa novel tau gitu gue juga bawa novel yang baru gue pinjem di perpustakaan" kesal Zeva, saat melihat Rapuh membaca novel, kan tau gitu dia juga bawa novelnya.

Kalau gini Zeva bingung mau ngapain, melihat kedua temannya sudah mulai sibuk dia jadi merasa terabaikan.

"Jani mana sih kok gak nonggol-nonggol padahalkan tinggal pesen aja" gerutu Zeva, mulai membuka aplikasi game yang lagi buming itu loh yang hewan hidup di dalam tanah.

Tak lama Jani mulai terlihat dengan tangan yang membawa semangkok somay.

"Pantes lama ternyata mampir beli somay dulu"cibir Tania yang pertama melihat Jani.

"Gue kan juga mau Jan, ah Lo mah gak bilang kalau mau pesen somay juga, tau gitu kan gue nitip"lanjutnya, membuat Rapuh dan Zeva menggelengkan kepala.

"Ye mana gue tau, Lo aja gak bilang kalau mau somay" ucap Jani santai, jangan salahkan dirinya jika tidak tau kalau ternyata Tania juga mengingatkan somay, dia bukan cenayang yang bisa tau isi pikiran orang.

"Pesenin dong Jan, Lo kan temen gue yang paling baik" rayu Tania agar Jani memesankan somay untuknya, dia terlalu pw (posisi wenak) sampai malas untuk beranjak dari tempat duduknya.

"Ogah udah pw, gak bisa diganggu gugat!"tolak Jani, mengaduk somaynya agar saos dan sambal tercampur rata. Tania semakin dibuat ngiler.

"Gue jadi ngiler lihatnya, beliin dong Jan" Tania memasang puppy eyesnya,berharap Jani luluh.

Jani tak memperdulikan rengekan Tania dia masih asik memakan somaynya. Rapuh yang merasa terganggupun mulai buka suara.

"Beli sendiri aja sih Tan, lagian ini kantin sepi gak bakal ngantri kok" ucap Rapuh, menutup novelnya.

Tania memasang wajah cemberut."Malas jalannya lagian udah pw juga"

"Kalau gak mau pesen yaudah diam jangan kayak anak kecil gitu"jengah Zeva, walau dia maen game tapi telinganya masih bisa mendengar ucapan mereka.

Kemudian pesanan mereka datang dan Tania akhirnya meminta tolong pada Mbak Siti untuk membelikan somay. Mereka mulai makan mie ayam itu dengan sesekali diselingi obrolan.

"Parah ya kalian kemarin gue ditinggal sendiri" kesal Jani, mengingat kejadian kemarin membuatnya kesal tapi ada senangnya juga sih.

"Malas aja harus lihat jumpa fans dadakan" cibir Tania, Rapuh dan Zeva menganggukkan kepala.

Rapuh [On Going]Where stories live. Discover now