BAGIAN 12.

5.3K 281 8
                                    

Tolong tinggalkan jejak jika ada typo')

happy reading

****


Pagi ini Agatha sedang mengadakan rapat cheers. Agatha terlihat sangat tegas memimpin anggotanya. Tak heran banyak kaum Adam yang menyukai Agatha, bukan hanya cantik tapi Agatha juga pinter dalam bidang apa-pun.

"Sudah paham semua?" tanya Agatha untuk memastikan anggotanya mengerti apa yang baru saja mereka bahas.

"SIAP, SUDAH KAK!" seru mereka berbarengan.

"Syilla, Bella, Merry, Vanya, dan termasuk gue sendiri," ujar Agatha menggantungkan ucapannya "Kita berlima pemandu sorak, gue harap kita bisa kompak sampai hari-H!" Tegas Agatha untuk kesekian kalinya.

"Siap kak," jawab Merry dan Vanya, adik kelas mereka.

"Buat yang lain juga harus kompak! Menang itu bonus, yang penting itu solidaritas nomor satu!" tegas Agatha, lagi.

Arga dan teman-temannya yang melewati lapangan Basket melihat anggota cheers yg sedang diberi bimbingan. Mata laki-laki dengan jaket hitam itu seolah seperti magnet yang terus tertarik untuk melihat perempuannya disana.

"Biasa aja kali liatnya," celetuk Deran mempergoki Arga.

Sontak Arga membuang wajahnya ke-arah lain, dan berlalu pergi dari teman-temannya.

"Gengsian," desis Raven dengan wajah tripleknya.

"Kayak lo!" balas Gilang, lalu berjalan menyusul ketuanya, Arga.

"Buang teman dosa gak ya?" Tanya Abi pada Dewa.

"Palingan lo yang dibuang sama mereka, buat nyampah," ketus Dewa.

"Anjeng lo, Wa!" Maki Abi dan berlalu pergi.

****

Saat ini Rhuici sedang berada di warjok belakang sekolah, tadi ia menyuruh temannya yang lain untuk pergi duluan dengan alasan masih menyalin pr di markas, Rhui butuh ketenangan ia tidak mau diganggu.

"Kayak orang depresot gue," ujar Rhuici pada dirinya sendiri.

"Mbok Suti!" panggil Rhui pada mbok Suti pemilik warjok.

"Iya neng, kunaon?" Tanya mbok Suti dengan bahasa Sundanya.

"Berapa mbok semuanya?"

"20 rebu neng." Rhuici mengeluarkan uang berwarna biru dan memberikan pada mbok Suti "Kembaliannya ambil aja mbok."

Mbok Suti tersenyum ramah "Hatur nuhun neng."

Rhui hanya membalas anggukan kepala dan menaiki motor untuk pergi ke sekolah.

****

"Dewa, jorok cebok kaga bersih," ejek Abi ngasal.

"Anjing, gue udah bersih ya, nih cium bokong gue," ujar Dewa mengarahkan bokongnya ke wajah Abi.

"Sial, bau anjeng."

"Jorok!" desis Raven yang diangguki Gilang.

"Bohong, gue sunat dua kali lo!" Ketus Dewa.

"Gue udah sunat, yakali gue sunat lagi, gak bisa nganu ntar gue sama umi Syilla," ujar Abi ambigu.

"Syilla gak mau sama lo," timpal Deran.

"Buset dah ngejleb," ujar Dewa, "Sabar ya, Bi," lanjutnya menepuk pundak Abi iba lebih tepatnya sok iba sih.

ARTHA STORY'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang