BAGIAN 14

4.7K 240 6
                                    

Tinggalkan jejak jika ada typo :)

 
  

Happy reading

 

****

Jam menunjukkan 07.30 namun suasana SMA Dharmawangsa masih ramai siswa-siswi yang berlalu lalang. Siswa-siswi Dharmawangsa hari ini tidak akan mengikuti pembelajaran hingga pulang nanti. Bahkan mereka kini hanya berpakaian bebas namun sopan.

Kenapa mereka tidak mengikuti pembelajaran? Karena hari ini adalah hari dimana tanding basket dan cheers dengan SMA Brigjen dilaksanakan.

Sudah dapat dipastikan siswa-siswi SMA Dharmawangsa mendapatkan freeclass untuk datang ke Gor Adijaya, menyaksikan duel antara SMA kebanggaan mereka dengan SMA Brigjen.

"DIBERITAHUKAN KEPADA SELURUH ANGGOTA BASKET PUTRA MAUPUN PUTRI SERTA PARA ANGGOTA CHEERS UNTUK SEGERA KUMPUL DI LAPANGAN BASKET SEKARANG!!!" instuksi dari Pak Sutres melalui speaker sekolah.

Kini seluruh anggota basket dan cheers sudah berbaris rapi di lapangan outdor, mereka semua masih menunggu pak Sutres yang belum datang.

Tak lama dari itu, pak sutres datang dengan pengeras suara ditangan kanannya.

"Sebelumnya, Assalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh anak-anak," salam pak Sutres mengawali pembicaraannya kali ini.

"Waalaikumussalam warrahmatullahi wabarrakatuh," jawab mereka semua serempak.

"Oke jadi disini bapak hanya akan sedikit memberi pengarahan pada kalian," pak Sutres menjeda kalimatnya sebentar untuk sekedar bernapas, "Jadi yang harus diperhatikan itu sportifitas dan strategi kalian untuk anak basket, untuk anak cheers jangan sampe kalian gagal fokus, karena itu akan fatal ke diri kalian sendiri, paham!?"

"Paham pak!" kompak mereka lagi.

"Oke sebelum berdo'a kira-kira ada yang ingin ditanyakan?" ucap Pak Sutres pada mereka.

Salah satu anggota basket putra mengacungkan jarinya.

"Ya, kamu?" kata pak Sutres seraya menunjuk laki-laki tadi.

"Basket putri maen pak? Gak jadi di disk?" tanya Abi, yap memang basket putri sempat akan di diskualifikasi kemarin.

"Gak jadi Abi, kemarin ada salah satu siswi menemui saya, dia mengajukan dirinya untuk menggantikan Karin," jelas pak Sutres membuat bingung para anggota lain tapi tidak dengan Raven yang otaknya sudah menebak orang tersebut.

"Siapa pak?" tanya Abi kembali.

"Rahasia," jawab pak Sutres dengan cengirannya.

Jika Raven sudah berbicara maka bisa dipastikan itu akan benar adanya. Ingatkan bahwa Raven itu titisan cenayang.

"Bikin kepo anjir," ujar Dewa yang diangguki sahabatnya.

"Sok misterius!" desis Gilang, Raven yang mendengar itu hanya tersenyum tipis.

"Udahlah gak usah dipikirin entar juga liat, siapa orangnya," jengah Deran.

"Gak ada yang mau nebak?" tanya Raven dengan senyum smirknya, membuat yang lain menoleh ke arah cowok itu, namun Raven malah diam tanpa menanggapi mereka.

"Baiklah anak-anak, mungkin itu saja yang dapat bapak sampaikan, kalah tidak apa-apa yang penting maen yang sprotifitas okee?!" kata pak Sutres didepan barisan.

"Oke pak!" seru mereka bersamaan.

"Sebelum berangkat alangkah baiknya kita mengawali dengan berdo'a menurut kepercayaan masing masing. Do'a mulai," titah pak Sutres, semua pun menundukkan kepala mereka untuk memanjatkan doa.

ARTHA STORY'SWhere stories live. Discover now