BAGIAN 31

3.4K 202 14
                                    

Tolong koreksi kalo ada typo.
Tap tanda bintang di kiri bawah.
Jangan lupa spam komen biar cepet upadte

Happy reading
****

Sudah seminggu lebih setelah kejadian tawuran disekolah, dan makin dekat juga antara Arga dan Agatha begitu juga dengan Dhea yang masih mencuri perhatian Arga.

Sampai saat ini Dhea meminta Arga untuk mengantarnya pulang, padahal disitu ada Agatha yang ingin pulang bersama dengan Arga. Dhea terus saja memberi alasan agar Arga mau mengantarnya.

"Plis Ar, anterin aku ya. Udah mau gelap hari nya, kamu tega aku pulang sendirian?"ujar Dhea memelas.

Agatha yang melihat Dhea datar dan menatap Arga dengan lembut "Antar aja, gue bisa naik ojol"

Arga menarik pinggang Agatha agar lebih dekat dengan nya "Sama gue!" Arga menatap Dhea tajam "Lo ada Gibran gue ada Agatha. Gak ada cara buat kita nyatu kembali Dhe kecuali persahabatan!",

Dhea menatap Arga tak percaya dengan ucapannya, ingin menangis tapi tak mungkin di hadapan Arga dan Agatha. Dhea pergi dari situ dan memberhentikan taksi.

Agatha menatap Arga dengan senyum tipis "Makasih"

"Makasih aja gak cukup"ujar Arga tersenyum miring

"Terus?"

"Nanti malem gue jemput"

Agatha tak menolak ajakan Arga, mungkin saja ini kencan pertama mereka setelah 2 bulan menjalin hubungan secara paksa, eh gak paksa lagi deng buktinya Agatha udah mulai terbiasa dengan Arga seperti saat ini.

POV QYARA AND RAVEN.

Kedua pasangan ini sedang berada di mansion besar Raven. Raven memperkenalkan Qyara kepada Mami nya, sebenarnya sudah dari lama ingin memperkenalkan mereka tetapi Qyara belum siap.

Nina, Mami Raven sangat menyukai Qyara, sangat sopan dan lembut "Nak, bantuin Mami buat kue yuk"

Qyara yang sedang bercanda dengan Sepupu Raven mendongak melihat Mami memanggilnya "Iya Tante, sebentar."

"Cie udah mulai dekat nih sama Camer"celetuk Raven yang baru saja datang dengan mengenakan celana pendek serta kaus oblong bewarna hitam

Begitulah bedanya Raven disekolah dan dirumah. Jika disekolah ia akan dingin kepada siapa pun kecuali Qyara dan sahabatnya. Tetapi, jika dirumah Raven berubah menjadi sosok yang menyebalkan seperti saat ini yang sedang menggoda Qyara.

Qyara menghampiri Nina dan membantunya membuat Kue. Qyara sudah meminta ijin kepada Dewa, abangnya.

"Pecahin telurnya sayang"ujar Nina yang mencampurkan tepung ke wadah "Raven jangan gangguin Qya, nanti telur kamu yang Mami pecahin!"

Raven bergidik ngeri melihat Mami nya "Mami prontal banget, ada Rara disini"

Qyara sedari tadi menahan tawanya agar tidak meledak melihat muka Raven yang menurut nya sangat lucu.

Raven menatap tajam Qyara "Ketawa aja gausah di tahan!"

Seketika tawa Qyara dan Nina menggelenggar di mansion sebesar ini. Raven menatap mereka tajam dan pergi dari sana tak mau mengerusui urusan perempuan.

Nina mengelap air matanya yang jatuh akibat ketawa "Udah-udah. Ayo Qya pecahin telurnya"

Qyara mengangguk dan memecahkan telur telur yang sudah diperkirakan berapa yang harus dipakai.

Setelah 20 menit akhirnya kue yang mereka buat sudah selesai.

"Dari penglihatan Rara ini enak banget Tante"ujar Qyara antusias melihat kuenya ingin segera melahap hingga habis.

ARTHA STORY'SDonde viven las historias. Descúbrelo ahora