##BAB-50. DOKTER THOMAS
Fina, Figo, dan Flora pulang dari Rumah Sakit untuk berkonsultasi mengenai kondisi kesehatan Flora. Ternyata benar yang dikatakan Tiara, suasana Rumah Sakit ini sangat nyaman dan asri sehingga Flora merasa tenang dan tidak merasakan hawa ketakutan akan ruang pemeriksaan.
Setelah sedikit drama sebelumnya, karena Flora menolak untuk diajak ke Rumah Sakit. Akan tetapi hal itu teratasi oleh Via yang membantu Fina dan Figo untuk berbicara kepada Flora.
Via sebelumnya memiliki satu permintaan yang sudah dijanjikan bersama Flora untuk di-turuti. Dan permintaan tersebut Via gunakan untuk meminta Flora konsultasi kesehatan di Rumah Sakit, dan karena hal tersebut dengan berat hati Flora menurutinya.
Flashback on.
"Oma, kata Mama, Oma punya hadiah untuk Rara." Kata Flora saat menghampiri Via.
"Oh iya Oma lupa, kemarin belum Oma kasih ya sayang hadiahnya." Kata Via sambil menepuk jidatnya sendiri.
Via berjalan ke arah lemari kecil yang berada di samping Meja TV untuk mengambil hadiah yang akan diberikan kepada Flora.
Flora hanya berdiri di tempat yang sama sambil menunggu hadiah tersebut diberikan oleh Via. Flora tidak bisa menahan senyum bahagianya karena akan diberikan hadiah.
"Nah, ini dia. Hampir aja Oma lupa taruh dimana hadiahnya." Via berjalan kearah Flora sambil membawa hadiah yang terbungkus kertas berwarna cokelat.
"Terima kasih, Oma." Kata Flora saat mengambil alih hadiah tersebut.
"Ini isinya apa, Oma?" Tanya Flora sambil meraba permukaan dari hadiah tersebut.
"Coba Rara buka hadiahnya." Kata Via pada Flora.
"Rara buka ya, Oma," Kata Flora sambil membuka dengan perlahan bungkusan dari hadiah itu. Via tersenyum melihatnya, Flora membukanya dengan hati hati untuk mencegah bungkusan itu tersobek dengan parah, entah fungsinya untuk apa. Sifat Flora satu ini hampir sama dengan Fina saat dikasih hadiah.
"Wah tas sekolah yang ada roda nya!" Kata Flora dengan girang.
"Terima kasih Oma!" Flora sangat bahagia dengan hadiahnya. Flora sangat menginginkan tersebut sejak lama, walaupun sedikit sedih karena tidak dapat menggunakanannya disekolah, Flora tetap senang dengan hadiah yang diberikan Via.
"Oma mau hadiah apa dari Rara?" Tanya Flora kepada Via.
"Hmm apa ya?" Kata Via berpikir.
"Oh, Oma tau! Oma mau punya satu permintaan yang haru diturutin sama Rara." Kata Via melontarkan keinginannya.
"Permintaan apa?" Tanya Flora bingung.
"Rahasia untuk sekarang."
Flashback off.
Dokter Thomas adalah dokter yang akan menangani kondisi Flora sampai Flora dinyatakan sembuh. Keberuntungan bagi Fina dan Figo karena Flora tampak nyaman berkomunikasi dengan Dokter Thomas, sehingga itu memudahkan jalannya proses konsultasi berkala yang akan dilakukan Flora.
Menurut pemeriksaan Dokter Thomas, Kondisi kesehatan Flora masih dapat ditangani tanpa melakukan kemoterapi sebelum nantinya akan menerima donor dari calon adik kandungnya.
Fina menjelaskan tentang pembatasan aktivitas yang dilakukan oleh Fina kepada Flora, dan beliau menyetujui hal tersebut. Menurut Dokter Thomas, karena kondisi imunitas Flora yang rendah, Flora akan rentan terkena penyakit yang berasal dari luar. Dokter Thomas hanya memberikan anjuran makanan dan juga resep obat untuk Flora serta meminta untuk konsuktasi berkala setiap bulan atau kurang dari itu, tergantung waktu yang diperlukan dan dilihat pula dari kondisi kesehatan Flora. Dokter Thomas menjadi harapan baru untuk Figo dan Fina akan kesembuhan Flora.
Bahkan Dokter Thomas mengatakan bahwa dengan semangat Flora untuk sembuh pun, hal itu dapat dijadikan penguat untuk dirinya sendiri sehingga Ia memiliki kemungkinan sembuh tanpa perlu kemoterapi atau donor. Walaupun kemungkinan tersebut kecil sekali, tetapi entah kenapa perkataan tersebut membuat Fina dan Figo merasakan ketenangan yang selama ini sulit sekali didapatkan.
"Mama, Dokter Thomas tadi bilang kalau misalnya makan sayur yang Rara engga suka, Rara harus tutup mata terus bayangin itu cokelat. Emang kalau Rara lakuin, sayurnya bisa berubah jadi cokelat?" Tanya Flora kepada Fina.
Saat ini mereka baru saja sampai rumah, dan Flora sudah melontarkan pertanyaan yang mungkin sejak tadi menggangu pikirannya.
"Bisa aja sih, karena otak Rara bisa kendaliin rasanya kalau Rara konsenterasi." Kata Fina menjawab.
"Konsenterasi itu kaya gimana?" Tanya Flora bingung.
"Hmm, konsenterasi itu berarti Flora harus fokus." Jawab Fina.
"Emang ada sayur yang Rara engga suka?" Fina bertanya karena merasa selama ini Flora tidak pernah berkomentar tidak suka dengan sayuran yang disediakan. Ia hanya berkomentar kalau jumlahnya terlalu banyak.
"Sebenarnya Flora kurang suka kacang panjang sih." Kata Flora sambil menyerngir, menapilkan giginya.
***
"Go, harus banget balik ke kantor ya?" Flora sudah sudah lelap dalam tidur siangnya, jadi Fina bisa bebas mengeluarkan nada manjanya kepada Figo dan memeluk lengan Figo dengan erat.
"Sayang, aku kan harus ngurusin kerjaan kantor apalagi beberapa bulan lagi aku ada projek keluar kota." Jawab Figo dengan nada lembut sambil mengelus kepala Fina.
"Ah, aku males kalau inget kamu mau ada tugas kerja di luar kota." Kata Fina sambil melepaskan pelukan erat di lengan Figo.
Fina merasa tidak rela harus melakukan hubungan jarak jauh dengan Figo dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan. Saat Figo mengatakan projek tersebut, Fina tidak bisa tidur semalaman memikirkan hal itu.
"Maaf ya sayang, kalau bisa milih juga aku engga mau ninggalin kamu sama Flora." Kata Figo dengan nada lembut.
Kalau saja Figo bisa digantikan, pasti Figo sudah memilih hal itu. Beberapa bulan lagi kehamilan Fina akan bertambah usianya, dan kondisi Flora pun tidak stabil tiap harinya. Hal itu sebenarnya juga menjadi beban pikiran Figo saat ini.
Belum lagi tanggal keberangkatan yang masih belum jelas, Figo hanya takut kalau ternyata pekerjaan di luar kota tersebut dilaksanakan saat usia kandungan Fina memasuki tri semester ke tiga atau bahkan saat bulan ke 9. Kalau hal itu terjadi, Figo akan sulit menjadi suami siaga saat istrinya tengah hamil besar.
"Go, aku malah nambah beban pikiran kamu ya.." Melihat perubahan raut wajah Figo, Fina menjadi merasa bersalah karena dirinya yang merengek kepada Figo.
"Engga sayang, malah kamu buat pikiran di otak aku berbunga-bunga." Kata Figo sambil mengedipkan satu matanya sambil tersenyum.
"Sumpah engga banget sih, Go." Kata Fina dengan raut wajah yang jijik. Suasana bermanja dan romantis seketika buyar apabila Figo sudah terlalu percaya diri dengan dirinya sendiri.
"Eh iya, kamu mau bawa bekal atau engga? kalau mau, aku siapin sekarang." Kata Fina mengalihkan ke pembicaraan yang lebih serius.
"Kayanya aku beli aja deh, sayang. Soalnya kasian juga kamu harus buru-buru siapinnya." Kata Figo menolak.
"Halah, bilang aja kamu bosen sama makanan rumah." Jawab Fina seakan menebak isi pikiran Figo sebenarnya.
"Ya, itu salah satunya sih.." Jawab Figo yang di balas dengan tatapan tajam Fina.
"Eh, engga sayang aku bercanda. Udah, aku jalan ya. Kamu engga usah anter ke depan, biar Mimi aja yang nutup pintu pagar nanti." Kata Figo sambil mengecup singkat bibir Fina.
_____________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY FROM FIRST LOVE ✅
RomanceFigo adalah cinta pertama dan mungkin menjadi cinta terakhirnya Fina. Sikap tidak peduli Figo semenjak tau jika Fina menyukainya tidak membuat cinta Fina menjadi luntur sedikit pun. Apapun Fina lalukan demi bersama dengan Figo. Tetapi Fina berhenti...