1 - Masa Sekolah

75.1K 2.3K 94
                                    

Note: Berisi kilasan masa sekolah Fina dan Figo dengan alur yang cepat.

.

.

Fina berjalan menyuri koridor ruang kelas, suasana hatinya sedang campur aduk antara senang dan juga ragu. Ia ingin menyatakan perasaannya untuk cinta pertamanya di bangku Sekolah Menengah Pertama.

Ia merasa senang karena bisa merasakan rasanya tertarik dengan lawan jenis dan menyukai orang selain anggota keluarganya. 

Setelah melewati tiga ruang kelas yang memisahkan kelasnya dengan kelas Figo --Nama pria yang Ia sukai-- Sampailah Fina di depan ruang kelas Figo. 

Suasana ruang kelasnya sudah cukup ramai, sudah banyak teman-teman kelas Figo yang datang sebelum bel masuk berbunyi. 

"Go, Figo!" Fina berteriak dari pintu ruang kelas Figo.

Selama berjalan, Fina memang sudah mengumpulkan kekuatan dan keberanian sehingga Ia bisa berteriak memanggil nama Figo tanpa memikirkan nantinya akan malu dilihat teman-teman yang berada di kelas Figo.

Figo menoleh kearah sumber suara, dan melihat Fina sedang berdiri di depan ruang kelasnya. Tanpa berpikir panjang, Figo langsung menghampiri Fina. "Ada apa, Fin?" Tanya Figo dengan bingung. 

Figo dan Fina sudah pernah berkenalan sebelumnya, tepatnya pada saat Masa Orientasi Sekolah atau MOS. Mereka berada di dalam tim yang sama, sehingga sudah banyak perbincangan yang mereka lakukan.

Fina yang awalnya sulit sekali bergaul dan memulai pembicaraan dengan orang baru, terbantu dengan adanya Figo yang mengajaknya bicara dengan membahas asal sekolah, membicarakan tentang film, dan juga membicarakan tentang ekstrakurikuler yang renacananya akan mereka ambil.

Selama ini Fina bisa mengeluarkan banyak kata-kata, hanya saat bersama anggota keluarganya saja, tidak heran jika sewaktu duduk di Sekolah Dasar beberapa temannya menganggap dirinya anak cantik yang sombong.

Tetapi, Fina bisa merasa sangat nyaman saat berbincang dengan Figo, berdasarkan hal itulah mulai tumbuh ketertarikan dan rasa suka dari dirinya kepada Figo.

"Hai Figo, aku ada mau ngomong sesuatu sebenarnya." Detak jantung Fina tidak bisa dikendalikan saat ini, Ia hanya bisa menunduk mengatakannya tanpa berani menatap wajah Figo. 

"Iya Fin, mau ngomong apa?" Figo sedikit heran karena biasanya Fina langsung saja mengatakan apa yang ingin dia katakan tanpa memberikan kata awal terlebih dahulu.

"Fina suka sama Figo. Figo mau jadi pacar Fina, gak?" Tatapan Fina saat ini menatap penuh harapan kepada Figo. 

Suara Fina sangat jelas dan Figo yakin ia tidak salah dengar, bahkan orang-orang yang berada di dekat mereka berdua pun kemungkinan mendengarnya. Ya, mereka mendengarnya, mereka mulai senyum-senyum seperti melihat adegan romantis dalam drama korea di pagi hari.

"Fin, kita kan baru kenal kurang dari seminggu." Figo tidak tau bagaimana harus menjawabnya, Ia hanya asal mengeluarkan kalimat yang sekiranya terlintas dalam otaknya.

"Kamu lagi main Truth or Dare, ya?" Karena tidak mendapat jawaban dari Fina, Figo akhirnya menanyakan hal yang kemungkinan saja bisa terjadi. 

Fina menggelengkan kepalanya, Figo semakin tidak tau harus melakukan apa. Tatapan Fina kepadanya seakan berharap Figo tidak menolaknya. Tapi bagaimana, cinta tidak semudah itu bagi Figo.

"Tapi Fina sudah suka sama Figo." Suara Fina melemah bahkan hanya Figo saat ini yang bisa mendengarnya. Fina sudah tau dari perkataan-perkataan yang sudah Figo sampaikan. 

Figo tidak mau, Figo menolaknya.

"Fina maaf ya, aku belum mau pacaran sebelum masuk SMA." Figo benar-benar menolak Fina, bukan dengan perkataan sanggahannya tetapi dengan pernyataan yang sebnar-benarnya.

BABY FROM FIRST LOVE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang