24 - Penyesalan

16.3K 920 39
                                    

Figo selama ini membuat hati Fina sakit, menyakiti Fina dengan mudahnya. Dan ternyata balasan Fina terasa sangat menyakitkan untuk Figo.

Apa ini? Ia memiliki anak yang sudah meninggal? bahkan makamnya ada di dunia ini. Figo tidak mimpi, ini adalah kenyataan.

Figo menarik tangan Fina keluar dari ruangan tersebut. Fina beberapa kali meminta dirinya untuk melepaskan tarikan tangan tersebut karena langkah Figo terlalu besar sehingga Fina kesulitan menyimbanginya.

Pegangan tangan Figo dipergelangan tangan Fina terasa erat, bahkan terlalu erat. Seperti menyalurkan rasa sakit hatinya di tangan Fina. Fina yakin pergelangannya memerah setelah ini.

Figo membawanya ke luar gedung rumah sakit ini. Fina terus mengikuti tarikan Figo sampai ka parkiran mobil. Jangan tanya apakah orang mempeehatikan mereka atau tidak sepanjang mereka jalan tadi. Jelas iya, bahkan satpam pun ada yang berusaha mendekati tetapi tidak jadi karena Fina memberikan senyuman tanda dirinya dan Figo tidak memiliki masalah.

Cengkraman Figo terasa semakin menguat, Fina takut. Ia takut kalau Figo hilang kendali dan melakukan kekerasa kepadanya. Apalagi parkiran mobil rumah sakit ini sangat luas hingga terasa sepi dan teriakannya mungkin akan sulit terdengar apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.

Mereka sampai di parkiran. Figo membuka mobil tersebut. Membukakan pintu untuk Fina dan menyuruh Fina untuk segera masuk. Tidak lama kemudia, Figo sudah berada di kursi sebelah Fina.

Fina hanya diam sambil menundukan kepalanya. Dia sendiri tidak tau bagaimana harus memulainya. Lagipula Flora sudah menjelaskan sebagian besarnya tadi, Fina tidak tau apa yang mau Figo dengar lagi darinya.

Fina melirik Figo. Figo terlihat sangat marah, Figo merasa seperti orang yang paling tersakiti. Padahal, Fina pun sama. Ia sama sakitnya dengan Figo. Lagipula Fina juga memiliki alasan kenapa merahasiakan fakta mengenai Zya kepasa Figo.

"Aku nunggu kamu jelasin." Kata Figo dengan nada dingin sambil menatap lurus kedepan.

Fina hanya menekan nekan ibu jarinya karena dirinya memang tudak mau harus menjelaskan apa dan darimana.

"Kamu tanya aku jawab. Aku bingung harus jelasin dari mana." Jawab Fina karena jujur saja sudah banyak yang di lewati di dalam hidupnya selama Figo tidak berada di sampingnya.

Figo berdecak kasar. "Jangan mempersulit Fin.." Kata Figo dengan nada memperingati. Figo sudah tidak sabar dengan kenyataan yang harus Ia ketahui.

Figo marah, Fina semakin lama semakin merasa tidak nyaman dan tidak terima jika disudutkan menjadi orang paling bersalah saat ini. "Jangan marah marah dong, Go." Kata Fina.

"Lagian ini semua salah kamu. Kamu yang udah nidurin aku di malam perpisahan." Terlalu gengsi jika Fina langsung menyalahkan dirinya sendiri walaupun tidak sepenuhnya yang Ia lakukan itu salah.

Terkejut dengan apa yang Fina ucapkan. Satu pertanyaan Figo terjawa. Zya itu adalah anaknya. Hatinya menjadi terasa panas. Anaknya sudah meninggal dan Ia tidak mengetahuinya. "Oh! Jadi bener dugaan aku kalau Zya anak aku. Kenapa kamu engga kasih tau aku?" Kata Figo dengan nada kesal. Emosi nya sudah naik sampai kepala.

Dari nada Figo, Fina tau kalau Figo sudah semakin emosi dengan dirinya. Fina takut, Ia tidak bisa menahan air matanya tidak turun saat ini.

"Saat itu kamu ke Jerman Go, engga mungkin aku kasih kabar aku hamil yang bisa aja akan jadi beban buat kamu." Jawab Fina dengan air mata yang menggenang dan nada gemetar ketakutan.

Fina teringat bagaiaman saat Ia hamil dan merindukan Figo. Berulang kali Fina ingin memberitau Figo tetapi Ia harus meyakinkan diri untuk tidak melakukannya. Itu adalah masa yang berat untuknya. Fina ingin memiliki seaeorang yang menemani dan ikut merasakan tumbuh kembang anaknya di dalam perutnya, tetapi tidak bisa. Lagipula, Fina tidak mau mengambil risiko kalau ternyata Figo menolaknya mentah mentah dan alhasil anaknya merasakan penolakan dari papanya sendiri.

BABY FROM FIRST LOVE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang