32 : Special Person

924 95 22
                                    

*Mohon koreksi dan kasih tau ya kalau ada typo dan salah penulisan*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Mohon koreksi dan kasih tau ya kalau ada typo dan salah penulisan*

Sebelum baca wajib banget teken bintangnya buat kasih vote... Ini ketentuan mutlak pokoknya!!!
Tinggalin juga jejak komen kalian biar aku tambah semangat buat nulis...

Komentar dan vote kalian itu selalu buat mood aku naik, karena aku ngerasa cerita ku di hargai kalau kalian komen dan vote. Apa lagi baca-bacain komen kalian, seneng banget deh aku pokoknya....
Makasi banyak buat kalian yang selalu komen dan tekan bintang.. Sayang banget deh❤️

❤️
❤️
❤️

Arabbel tersenyum senang melihat angka yang tertera pada selembar kertas yang ia pegang.

"Berapa, Bel?" tanya Vanila

"Satuuu...." pekik Arabbel dengan senyumnya yang semakin lebar.

"Congrats... Gak heran sih gue. Selama ulangan kemarin aja lo ngerjain semua mapel santai banget."

"Abbel sama Nalla emang gitu. Dari dulu mereka selalu rebutan soal ranking. Kalau gak Abbel yang satu ya Nalla. Tukaran posisi terus mereka di satu sama dua."

"Pasti lo dua kan, Nal?" ujar Faliya lagi.

Nalla mengangguk dengan senyumnya yang diimut-imutkan.

"Lo berapa, Van?"

"Lima. Lumayan lah," jawab Vanila sembari menggerakkan kelima jarinya.

"Gue tujuh aja udah bersyukur asli," ujar Faliya.

"Tapi soal olahraga kamu juaranya lah, Fal," ujar Arabbel.

"Woiyalah!" balas Faliya dengan percaya dirinya mendapat toyoran di kepala dari Nalla.

"Desember ulangan lagi, habis itu libur semester. Gak kerasa, ya? Perasaan kemarin kita baru aja masuk sekolah di sini," ucap Nalla.

"Hm, iya. Tapi gue gak mau mikirin ulangan dulu. Baru aja selesai udah mau mikirin ulangan lagi," ucap Vanila.

"Nah bener! Dah lah kantin yok. Gue mau ketemu Kak Kenzo," ucap Faliya sembari memasukan kertas raportnya kembali ke dalam amplop coklat.

"Pacaran terus," sewot Nalla.

"Nyenyenye...."

🥀🥀🥀🥀🥀

Alvarro membuka pintu utama rumahnya kemudian berjalan masuk, diikuti delapan orang lainnya. Kalian pasti tau siapa mereka.

Setelah pulang sekolah tadi, kesembilan remaja ini memutuskan untuk kumpul-kumpul, sekedar refreshing sehabis ujian. Awalnya, ada beberapa pilihan tempat untuk mereka datangi. Mall, cafe, dan Ancol. Tapi dengan seenaknya Attara menyingkirkan semua pilihan yang telah dirundingkan itu, dan mengganti tempat tujuan mereka ke rumah Alvarro.

Goresan ARABBELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang