37 : ketenangan sementara

1K 92 24
                                    

*Mohon koreksi dan kasih tau ya kalau ada typo dan salah penulisan*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Mohon koreksi dan kasih tau ya kalau ada typo dan salah penulisan*

Tinggalin jejak kalian ya, komen dan vote pliiisss biar aku semangat nulisnya... Yang vote sama komen baik banget deh, suer....

❤️
❤️
❤️

Arabbel menatap jenuh berbagai macam obat-obatan yang terletak di nakas sebelah kasurnya. Hanya masalah pernapasan, tapi mengapa ia harus meminum banyak sekali jenis obat yang bahkan tak ia ketahui nama dan manfaatnya.

Dengan malas ia beranjak turun dari kasurnya, mengambil segelas air putih yang sudah tersedia. Membuka kemasan obat itu lalu menelan satu persatu pil nya.

"Bel, Abang boleh masuk?" ucap Allvaro dari luar.

"Iya, Bang," jawab Arabbel sembari merapikan kembali bungkus obat nya. Ia kembali meneguk air putih untuk menetralkan rasa aneh dari obat-obat itu.

Pandangan Arabbel terfokus pada kotak persegi panjang berwarna merah muda yang dibawa Allvaro. "Itu apa?"

Allvaro menunjukkan padanya, membuka penutup kotak itu. Senyum Arabbel merekah melihat kalung dengan liontin kupu-kupu di dalam kotak itu. "Kalung yang kemarin, ya?"

Allvaro mengangguk, "mau pake sekarang?"

Tanpa menjawab apapun, Arabbel segera membalikkan badannya membelakangi Allvaro lalu mengumpulkan semua rambutnya ke samping.

"Obatnya sudah diminum?" tanya Allvaro yang sedang mengeluarkan kalung itu dari kotaknya.

"Obat? Abang tau dari mana?"

"Papa," Allvaro mulai mengaitkan kalung itu di leher Arabbel.

"Oh, udah kok. Barusan tadi."

Setelah berhasil memasangkan kalung itu, Allvaro memegang kedua pundak Arabbel untuk menyuruhnya berbalik. "Cantik. Suka?"

Arabbel memegang liontin itu sedikit mengangkatnya agar ia bisa melihatnya dengan jelas. "Suka banget. Makasih, Bang."

🥀🥀🥀🥀🥀

"Papa bilang cuma masalah pernapasan. Aku nyesel kenapa gak periksa dari dulu."

"Pernapasan?" beo Alvarro. "Dalam konteks?"

Arabbel mengangkat bahunya acuh, "gak tau. Papa bilang gak bahaya, cuma masalah pernapasan ringan. Dokter juga sudah kasih obatnya," jawab Arabbel santai tanpa melihat Alvarro yang berdiri di sebelahnya. Ia berjongkok di depan bunga-bunga mawar milik Agatha yang tentunya juga menghirup satu-satu aroma bunga itu.

Tak bisa dipungkiri bahwa Alvarro sangat lega mendengar perkataan itu. Tentu saja, artinya Arabbel tidak mengidap penyakit yang serius. Tapi logikanya tak bisa berbaur dengan hatinya. Kondisi Arabbel yang selalu ia perhatikan selama ini terlihat lebih dari sekedar masalah pernapasan biasa.

Goresan ARABBELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang