Twenty Three

5.9K 509 33
                                    

Hallo ... Kok makin lama yg baca cerita ini makin sedikit ya, buat 200 vote aja susah 🥺

Banyak yg ga lanjut baca kisahnya. Jadi ragu mau lanjut apa ga.

Share, vote and coment 👌

Share, vote and coment 👌

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

.

.

.

Mereka langsung masuk ke dalam mobil dan segera pergi dari kampus.

Bianca masih memasang wajah cemberut, akibat tindakan Alex tadi di kampus. Ia masih marah karena suaminya ini tak menuruti permintaannya.

Alex yang mengemudi di sampingnya pun melirik beberapa kali kearah sang istri. Sedangkan Bianca, selalu saja melihat kearah ke jendela mobil dan sama sekali tak menatap sang suami.

"Hei, kamu masih marah?" tanya Alex yang masih fokus pada kemudinya.

"...."

"Bianca, jawab dong. Jangan diem aja."

"Hm ..."

"Sayang." Panggil Alex, yang jahil menyentuh pinggang sang istri, dah berhasil membuat Bianca pu geli.

Ia menoleh kearah sang suami. "Apa sih, Om?!" kesalnya.

Alex Malah tersenyum lebar hingga barisan gigi putihnya pun terlihat.

"Nah gitu dong. Nengok ke saya, kan saya jadi enak lihatnya hehehe."

Bianca memutar bola matanya, ia kembali melihat kearah luar jendela seraya memerhatikan jalanan raya Ibu kota.

"Nanti Papah dan Mamah mau nginap di rumah kita." Ucap Bianca.

"Mereka udah hubungin kamu?"

Bianca mengangguk. "Iya, mamah Rika chat saya tadi saat pergantian jam mata kuliah."

'Bener-bener deh, malam ini nggak bisa manja-manjaan sama Bianca.' batin Alex.

"Om?" Panggil sang istri yang kini telah menoleh kearah Alex.

"Kenapa sayang?"

"Boleh tanya sesuatu nggak?"

"Apa? Kamu mau nanya apa?"

Bianca terdiam sejenak, ia menghela napasnya perlahan, lalu mulai berkata pada sang suami.

"Sebenarnya Om punya masalah apa sih? Sampai-sampai saya kuliah aja harus di kawal sampai 5 bodyguard."

Mendengar pertanyaan sang istri membuat Alex tertegun. Ia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan tersebut.

"Oh iya, kita ke toko kue dulu yuk. Untuk beliin makanan buat papah dan mamah. Kan mereka nanti malam mau minep, jadi harus kita beri hidangan spesial."

Om Alex 2Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora