Chapter 53

751 128 54
                                    

Tiaia sudah beberapa kali menoleh pada jam di tangannya, raut gadis itu terlihat semakin cemas, lakinya bergoyang tak sabaran sejak tadi, namun tidak satu pun dari taxi atau ojek yang lewat pagi ini untuk mengantarnya ke Bandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiaia sudah beberapa kali menoleh pada jam di tangannya, raut gadis itu terlihat semakin cemas, lakinya bergoyang tak sabaran sejak tadi, namun tidak satu pun dari taxi atau ojek yang lewat pagi ini untuk mengantarnya ke Bandara.

Keily dan Neysa juga berdiri dengan gelisah di sampaing Tiaia, tidak ada percakapan di antara mereka, semuanya hanya fokus menatap jalan untuk melihat taxi atau ojek yang melintas.

Tit!

Tit!

Tit!

Suara klakson motor matic menarik atensi tiga orang yang terlihat gusar di pinggir jalan itu.

"Khiara!" teriak Keily terkejut.

Khiara lantas menaikkan kaca helmnya, dan menyerahkan satu helm lagi pada Tiaia.

"Ayo naik, gue anter ke Bandara," titah gadis itu.

"Ini motor siapa!?" tanya Tiaia bingung.

"Udah, naik aja buruan!" teriak Khiara.

Tiaia mengangguk dan segera menaiki motor itu.

"Jadi lo pergi dari tadi buat nyari motor ini?" tanya Neysa.

Khiara mengangguk sambil memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapi.

"Pinter kan gue?" ujarnya.

Dan tanpa menunggu lebih lama lagi, gadis itu langsung tancap gas menuju Bandara.

"Semangat Aia!" teriak Keily.

Neysa mengangguk, "Lo pasti bisa!"

******

Bian masih duduk di bangku panjang bandara, ia sengaja memilih bangku yang berada di bagian sudut karena cukup sepi, beberapa kali matanya menatap layar ponsel yang ada di genggamannya.

"Keberangkatannya jam berapa?" tanya Avian yang duduk di sebelahnya.

Bian melirik jam tangan hitamnya sekilas.

"Sebentar lagi."

Avian mengangguk, kemudian laki-laki itu kembali bertanya, "Lo mutusin Tiaia?"

Bian menggeleng, "Nggak."

"Terus?"

"Gue cuma nyuruh dia buat ngga nungguin gue," ujar Bian dengan sorot sendu.

Di luar jangkauan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang