3. Nasi goreng

24 11 1
                                    

HAPPY READING!

Cella yang sedang tidur terlonjak kaget mendengar ada suara benda pecah.

Cella sudah tau darimana asal suara itu. Setiap malam Cella mendengar benda apa pun itu yang di banting oleh seseorang.

"Kamu itu ya pah selalu aja pulang malem!" Bentak Mamah Cella.

"Kamu sendiri juga ngapain pulang jam segini!" Suara papah Cella meninggi.

Ya, suara benda yang pecah tadi adalah sebuah guci yang dibanting oleh Papah Cella. Setiap hari Mamah dan Papahnya memang seperti ini berantem terus menerus.

Karena sering mendengar suara tinggi dari Papahnya, Cella menjadi takut jika ada suara keras. Hanya dengan mendengar suara klakson saja tubuhnya sudah gemetar, keringat dingin sudah bercucuran.

Cella yang melihat kedua orang tuanya bertengkar hanya bisa menangis. Capek melihat mereka berdua tidak pernah akur. Tidak ada cinta di mata mereka berdua.

Cella merasa iri melihat keluarga teman-temannya yang harmonis. Cella juga ingin merasakan bagimana rasanya di sayang kedua orang tua? Di manja orang tua?

Banyak teman-teman Cella yang menganggap hidup Cella sangat enak. Lahir di keluarga yang berada. Anak semata wayang. Fasilitas apa pun itu Cella memilikinya. Bahkan Cella bisa membeli apa pun dengan uangnya. Tapi hanya satu yang tidak pernah bisa Cella beli dengan uang yaitu KASIH SAYANG.

Lucu memang bagaimana bisa anak tunggal tidak merasakan kasih sayang dari orang tua. Kebanyakan anak semata wayang itu selalu di sayang kedua orang tuanya. Tapi tidak berlaku untuk Cella. Dia di lahirkan hanya untuk menyaksikan pertengkaran diantara kedua orang tuanya.

Cella termasuk orang yang kuat. Dia menyembunyikan masalah keluarganya dari semua orang.

Di saat teman-teman Cella menceritakan tentang keharmonisan keluarganya, Cella hanya bisa mengatakan "Keluargaku juga begitu" Bohong iya bohong. Nyatanya keluarga dia tidak seharmonis yang orang lain kira.

"Umur hanyalah sebuah angka. Sesungguhnya aku masih anak kecil yang ingin di manja"

~ Cellaina Alasiya Kaylle


"Udah deh pah aku capek berantem mulu sama kamu." Ujar Mamah Cella meninggalkan Papah Cella.

"Kamu kira aku juga gak capek apa!" Ujar Papah Cella yang tidak di dengar oleh Mamah Cella.

Kedua orang tua Cella memutuskan untuk masuk kekamarnya masing-masing. Papah dan Mamah Cella sudah tidak sekamar sejak satu tahun yang lalu. Entah apa alasannya Cella sendiri juga tidak tahu dan tidak ingin ikut campur walaupun dia sebenarnya juga merasa kepo mengapa kedua orang tuanya bisa pisah ranjang padahal masih berstatus sah suami istri.

Sedangkan Cella yang sedari tadi mendengar pertengkaran itu masih menangis dan dia merasakan sesak nafas. Ya benar asma Cella kambuh. Cella mempunyai riwayat penyakit asma. Yang mengetahui itu semua hanya Bi Inah dan kedua sahabatnya bahkan orang tuanya saja tidak tau. Orang tua macam apa yang tidak tau tentang penyakit anaknya? Padahal penyakit itu bisa menyebabkan kematian.

Cella bergegas mencari inhaler agar asmanya tidak semakin parah. Setelah dia rasa dirinya sudah cukup membaik, Cella memutuskan untuk tidur kembali. Cella berharap besok pagi mata dia tidak sembab. Apa jadinya jika matanya sembab sudah di pastikan kedua sahabatnya akan bertanya-tanya apa yang terjadi dengan dirinya.

***

Jam menunjukkan pukul 04.00 pagi hari.

Cella sendiri sudah berada di dalam kamar mandi. Setelah mandi dia berwudhu untuk menunaikan ibadah sholat subuh. Kemudian dia akan menuju kebawah untuk sarapan.

Stuck LoveWhere stories live. Discover now