5. Trauma

2 1 0
                                    

HAPPY READING!

Sehabis dari toilet Cella berjalan menyusuri koridor sendirian untuk kembali ke kelas. Tadi di tengah pelajaran dia izin ke toilet. Claudy dan Clara sudah menawarkan diri untuk mengantar Cella tapi Cella tidak mau di antar katanya udah gede.

Saat melewati taman sekolah Cella tidak sengaja melihat orang yang sangat dia kenali sedang duduk sendirian di salah satu bangku taman. Orang itu menatap kosong ke arah depan. Seperti ada masalah yang menghantuinya.

Cella melangkahkan kaki mendekati taman. Menepuk pelan pundak orang itu.

Dia terlonjat kaget kemudian menoleh menatap siapa yang menepuknya.

"Kenapa ngelamun?" Tanya Cella yang sudah duduk di samping orang itu.

"Are you okay?" Imbuh Cella.

"Hm"

"Lo bisa bohongin gue tapi mata lo gak bisa bohong."

"Mau cerita? Gue siap jadi pendengar lo. Dengan cara lo cerita itu akan mengurangi beban lo. Jangan pendem sendiri kalo ada masalah." Lanjut Cella sambil memegang tangan orang itu.

"Jauhin tangan lo!" Bentak Azka dengan mencengkeram kuat tangan Cella. Dadanya naik turun menahan emosi. Dia tidak suka di sentuh.

Cella kaget dengan suara bentakan Azka dan cengkeraman tangan Azka yang sangat kuat.

Badan Cella langsung gemetar, keringat dingin bercucuran di dahinya. Cella langsung berdiri mundur beberapa langkah menjauhi Azka. Air matanya sudah terjun bebas.

Kejadian di masa lalu berputar di otaknya bak film. Hari itu, hari dimana Cella hampir kehilangan mahkotanya. Dia hampir di perkosa oleh seorang kurir yang mengantarkan paket di rumahnya.

Waktu itu Cella ketiduran di ruang tamu dengan memakai baju rumahan biasa, bajunya tidak sexy hanya saja mata kurir itu yang keranjang.

Cella yang sedang asik tidur merasa terganggu seperti ada tangan yang menyentuh area sensitifnya. Cella sudah memberontak waktu itu tapi tenaga kurir lebih kuat. Cella sudah teriak berharap ada tetangganya yang dengar tapi sia-sia saja, tetangganya masih kerja semua.

Cella tak berdaya, dia sudah pasrah tapi untung saja ada Bi Inah yang menyelamatkan Cella. Bi Inah yang baru datang sehabis dari toko kaget melihat anak majikannya hampir di perkosa. Bi Inah langsung mengambil panci untuk memukul kurir itu.

Jangan ragukan kekuatan seorang emak-emak, kurir itu kalah dengan Bi Inah padahal baru di pukul sekali dengan panci tapi kurir itu sudah mengadu kesakitan. Akhirnya dia menyerah, dia pergi meninggalkan rumah Cella.

Cella benci hari itu. Cella benci tubuhnya di sentuh oleh orang asing. Setelah kejadian tersebut Cella trauma.

Beberapa hari dia mengurung diri di kamar. Tidak melakukan kegiatan apapun. Hanya menangis setiap hari. Makan saja sehari sekali, itu pun harus dengan paksaan Bi Inah. Dan untuk orang tuanya, mereka berdua tidak mengetahui jika anaknya hampir kehilangan mahkota.

Sangat susah bagi Cella untuk bangkit dari rasa trauma itu. Dengan bantuan dari dirinya dan kedua sahabatnya yang selalu menyemangati dia, akhirnya dia bisa bangkit dari masa terpuruk itu.

Clara dan Claudy sangat setia menemani Cella untuk bangkit dari masa itu. Mereka selalu meyakinkan Cella jika Cella itu masih berharga. Cella tidak kotor.

Sampai saat ini hanya dirinya, kedua sahabatnya dan Bi Inah saja yang mengetahui kejadian tersebut.

Papah dan Mamah Cella tidak mengetahui hal tersebut sampai detik ini. Cella menyuruh Bi Inah tidak mengadu tentang kejadian itu.

Stuck LoveWhere stories live. Discover now