13. Pasar

2.8K 303 39
                                    

Billa turun dari mobil Bian. Berjalan ke pasar yang diikuti oleh kedua abangnya yang mengekor dibelakangnya. Sebenarnya dia merasa sedikit tidak pantas ke pasar naik mobil mewah tapi mau gimana lagi.

Billa melirik catatan bahan yang harus dia beli, melirik kedua abangnya yang berdiri di sampingnya.

Dengan pakaian kasualnya mereka terlihat sangat tampan. Apalagi Bian yang Biasanya memakai pakaian formal melihatnya memakai pakaian kasual seperti itu dia merasa kalau abangnya menjadi lebih tampan dari biasanya. Meski memakai pakaian formal menawan tapi memakai pakaian kasual lebih menarik.

Bian melirik catatan itu juga, berkata ke Billa "Biar cepet kita bagi jadi dua, kamu sama abang beli separuhnya lalu sisanya biar Kaivan yang beli"

Billa berpikir sejenak lalu mengangguk "oke Bang Ivan beli cabe, bawang merah, bawang putih terus kalau abang mau Billa masakin yang lain, abang beli bahannya aja nanti Billa masakin. Terus jangan lupa nawar kalau mau beli sesuatu biar lebih hemat"

"Oke nanti abang nawar" Kaivan mengangguk lalu menyadongkan tangannya ke Bian "uangnya?"

Bian membuka dompet dan menyerahkan tiga lembar uang seratus ribu ke Kaivan.

Mereka bertiga masuk ke dalam pasar, Bian dan Nevan yang sangat tampan juga Billa yang sangat cantik sangat menarik perhatian orang-orang di dalam pasar.

Banyak ibu-ibu yang berbisik dan menyesal kenapa anaknya di rumah tidak pernah mau ikut ke pasar, sedangkan anak cantik dan tampan ini mau masuk ke pasar. Nanti kalau pulang mereka akan mengajar anak mereka agar mau pergi kepasar.

Bian dan Billa berjalan terpisah dengan Kaivan. Billa membeli bahan-bahan selain yang dibeli oleh Kaivan, sedangkan belanjaannya di bawa oleh Bian. Itu lah salah satu alasan kenapa Bian ingin ikut Billa ke pasar, agar dia bisa membantu adiknya membawa barang belanjaannya. Kasian kalau ga ada yang bawa, nanti tangan adiknya sakit karena membawa belanjaan yang berat.

Kaivan berjalan sambil melihat-lihat sambil bergumam "tadi gue disuruh beli apa aja? Cabe, bawang merah, bawang putih" tapi dia bingung mau beli di mana karena ada banyak penjual disini.

Setelah banyak pertimbangan dari sekian banyak penjual, Kaivan memilih pedagang yang paling tua karena dia berpikir semakin tua umurnya semakin banyak juga kebutuhannya. Jadi dengan dia membeli dagangan pedagang itu dia juga bisa membantu pedagang itu. Haha dia emang bijaksana.

Kaivan berjalan mendekat, yang langsung disambut dengan senyuman oleh si Ibu pedagang.

"Kenapa mas? mau beli apa?" tanya ibu pedagang.

"Bawang merah berapa bu?" Kaivan bertanya sambil menunjuk bawang merah.

"Kalau bawang merah seperempat itu tujuh ribu lima ratus" jawab ibu pedagang itu

"Dikurangi lah bu harganya jangan kemahalan segitu terlalu mahal, gimana kalau aku beli satu kilo 32 ribu aja boleh ya?"

Ibu pedagang itu mengerutkan kening dia melihat Kaivan seolah Kaivan orang aneh. Sayang sekali wajahnya sangat tampan tapi otaknya tidak bisa mengimbangi ketampanannya penjual itu sedikit menyesal melihat Kaivan.

"Yaudah deh ga papa, mau beli berapa kilo mas?"

Kaivan mengangguk dengan semangat, ternyata dia pintar dalam tawar menawar. Liat aja tadi sekali dia tawar harga pedagangnya langsung setuju. "bu satu kilo, kalau bawang putih harganya berapa bu?" tanya Kaivan lagi sambil menunjuk Bawang putih.

"Itu harganya sama kaya bawang merah" jawab ibu pedagang itu sambil menimbang bawang merah.

"Bawang putihnya satu kilo juga bu" ujar Kaivan

DiferitDonde viven las historias. Descúbrelo ahora