chapter 26

84 18 4
                                    

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING






Siang itu dimana awan kelabu lebih mendominasi birunya langit ketika para orang sibuk berlalu lalang, menikmati sejuknya angin siang.

Seminggu telah berlalu sejak Pelangi mengunjungin rumah sang kekasihnya, meski sebentar tapi kenangan pada hari itu selalu memenuhi isi kepalanya terlebih lagi ucapan sang kepala keluarga yang selalu berputar diotak Pelangi bak seperti film dokumenter. Tak banyak hal yang dibicarakan dan terlebih lagi tak banyak hal penting yang harus dibahas hanya satu, hanya sebuah sebaris kalimat sederhana yang penuh pernyataan dan perintah.

Jika satu persoalan masalah saja sudah memusingkan kepala bagaimana jika ada dua? Mungkin bisa memecahkan kepala.

Kembali, pertemuan yang tidak disengaja dua hari yang lalu pada seseorang membuat kenangan pada masa lalu kembali berputar diotak Pelangi. Bukan de javu namun orang itu kembali mengingatkan Pelangi pada sosok kakak perempuannya yang kini ia ketahui Bahwa kondisi sang kakak tidak sedang baik-baik saja, ntah sudah berapa lama Pelangi tidak mengunjunginya.

Pelangi yang kala itu duduk disamping jendela kelas sungguh sedang diambang kegalauan, gadis itu menyangga dagunya dengan wajah nelangsa, kedua netra coklatnya sibuk memandangi para gerombolan manusia yang sibuk berlalu lalang dibawah gelapnya awan dijam istirahat siang.

"cewek mah mau kurus enak tinggal galau doang, kaga makan udah deh turun berat badan." Pelangi menoleh kearah samping hanya untuk menemukan oknum bernama Langit yang menyengir padanya.

"Sebagai sepupu yang baik gue kudu tau permasalahan apa yang terjadi antara lo sama Laskar sampe-sampe lo dilanda kegalauan kaya gini?!"

"Kenapa ya cuaca hari ini pas banget sama perasaan gue?" gadis itu menerawang keatas hanya untuk melihat awan hitam yang berkerumun menjadi satu.

"Emang udah masuk musim penghujan jadi gak heran kalo tiap hari pasti mendung dan ujung-ujungnya hujan."

"Mendung belum tentu hujan!"

"Berantem belum tentu putus, " cowok berseragam pramuka itu menjeda kalimatnya. Ia menoleh, mendapatin wajah lesu Pelangi yang masih mendongak menatap awan. "Laskar itu baru pertama kali pacaran kalo dia rada-rada kekanakan harap dimaklumin, dia itu banyak gak ngerti soal cinta dan perempuan. Gue gak tau kalian berantem atau nggak tapi intinya jangan mudah mengatakan kata putus hanya untuk hal sepele."

Ketika kalimat terakhir yang dilontarkan oleh Langit memasukin gendang telinga Pelangi, gadis itu langsung menoleh padanya. "Masalahnya bukan hal sepele lagi tapi udah gawat."

"Kalo distatuskan udah bahaya?" Pelangi mengangguk.

"Gue kaga kepo tapi kadang rasa penasaran gue tiba-tiba muncul."

Pelangi berdecak. "Sama aja kali! Gue sama Laskar lagi gak berantem kok."

"Lantas? Kalo nggak lagi berantem terus kenapa lo lesu gitu kaya orang lagi galau habis putus."

LASKAR [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang