One!

1.8K 117 16
                                    

"Hey, Naya!" Aku menoleh ke arah suara itu. Lorong sekolah dipenuhi siswa yang berhamburan karena sekarang adalah jam istirahat. Aku sedang membereskan lokerku yang tidak terawat ini, sudah satu tahun tidak aku bersihkan, bisa kau bayangkan bagaimana bentuknya?

"He--" Cewek itu menabrakku sampai aku terjatuh dengan posisi tertindih oleh tubuhnya.

"Astaga, Regina. Ada apa?" Tanyaku sambil mendorong tubuh Regina yang menimpaku. Tubuhnya berat sekali, tapi kalau dilihat, tubuhnya sangat kurus dengan kaki panjang. Mungkin dia manusia-ular. Haha aku garing sekali.

"A-aku. Da-dapat. 2. Tiket. Kon-ser!" Sebuah cengiran terlebar dari Regina baru pertama kali kulihat. Dia melompat-lompat kegirangan sambil mengangkat kedua tangannya. Aku mengikuti apa yang dia lakukan, tidak peduli dengan siswa-siswa yang melihat kelakuan kami.

Konser? Konser apa?

"Tunggu tunggu." Aku menyuruh Regina untuk diam. Dia pun menuruti perintahku dan memasang wajah bingungnya yang lucu itu.

"Maksudmu konser apa?" Tanyaku sambil menyilangkan kedua tanganku didepan dada. Regina menatapku malas.

"Hello! 5 Seconds of summer!! Aku tau kau bukan fans mereka, tapi... Kau mau kan menemaniku ke konsernya?" Mataku membulat. Walaupun aku bukan fans 5sos tapi tiket konser jangan disia-siakan. Aku mengangguk pertanda bahwa aku mau menemani Regina. Kami kembali melompat-lompat layaknya orang gila, mungkin memang iya.

"Emm... Aku lapar, ayo ke kantin." Ucapku sambil menutup pintu lokerku. Regina menggandeng tanganku menuju kantin.

-

"Hai Naya." Sapa seorang laki-laki dengan rambut coklat keriting yang sedang melambaikan tangannya ke arahku.

"Hai, Bradley." Sapaku dengan tersenyum terpaksa. Asal kalian tau, Bradley sudah mengejar-ngejarku sejak kelas 2 SMP sampai 3 SMA, bagaimana aku tidak malas melihatnya?

"Kau cantik sekali hari ini." Bradley mendekat dengan cengiran yang agak menyeramkan. Aku bisa melihat Regina dengan wajah ingin muntah.

"Thanks but i gotta go," Aku menarik tangan Regina menjauh dari Bradley. Aku menghembuskan nafas panjang.

"Dia... Ew." Ujar Regina sambil tertawa. Bradley pernah meminta Regina untuk memberikan nomorku kepadanya, Bradley pernah meminta Regina untuk membuat aku menyukainya, Bradley pernah menitipkan surat untukku kepada Regina. Regina benci Bradley. Titik.

"Aku tahu! Sudahlah, membicarakan dia membuatku kehilangan selera makan." Aku segera mengantri untuk mendapat makanan. Regina mungkin sedang diet, jadi dia hanya duduk menungguku di meja yang berada di paling pojok. Meja itu adalah tempat kesukaanku dan Regina karena tempat itu sepi dan jarang ditempati orang, jadi aku dan Regina bisa tertawa sekeras-kerasnya.

"Naya!" Teriak seseorang yang berada dibelakangku. Suara itu...

"Kau, ada apa?" Aku menolah dan melihat seorang Bradley yang sedang tersenyum sambil menggaruk belakang lehernya.

"Hanya memanggilmu agar bisa melihat wajahmu yang cantik itu." Bradley terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Ha-ha. Regina menungguku, bye." Aku meninggalkannya. Ew, aku ingin muntah sekarang juga, untung aku sudah mendapat makananku. Aku menghampiri Regina yang tengah duduk di kursinya sambil mengotak-atik ponsel barunya, aku pun duduk disampingnya.

"Dia mengganggumu lagi?" Tanya Regina dengan tatapan jijik.

Aku mengangguk lalu memakan makananku dengan lahap. Regina terlihat tergoda dengan cheese burger yang sedang aku makan. Aku menggodanya dengan memainkan burger itu layaknya bintang iklan yang sedang mempromosikan produknya. Regina menjitakku, aku berhasil membuatnya ngiler.

fans ➸ lrh [completed]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu