Eight!

616 83 5
                                    

Ps: Gue gak pede sumpah sama chapt ini, plis jangan ketawa baca chapter ini.

Semenjak candaan Luke yang 'i love you' itu--tepatnya 1 tahun lalu--aku jadi sebal dengannya. Menurutku, cinta jangan dipermainkan, Nayaedisibijak. Tiba-tiba sebuah pukulan mendarat mulus di bahuku.

"Shit, it's hurt!" Aku merintih kesakitan, orang yang memukulku malah tertawa.

"You daydreaming." Luke terkekeh sambil menyeruput green tea-nya. Aku dan Luke sedang berjalan-jalan di taman dekat sekolahku. Memang bodoh memilih tempat ini, tapi Luke yang minta. Bisa mati aku kalau ada 5sosfam yang melihat kami, masa aku mati karena digebukin 5sosfam, kan tidak lucu.

"Ugh, i'm confused, Luke." Aku mengacak-acak rambutku gemas.

"Why?" Tanya Luke sambil membulatkan matanya, lucu sekali. Dia memakai flanel shirt dengan kaos putih sebagai dalamannya, jeans hitam gembel itu membalut kaki panjangnya dengan sempurna. Aku hanya memakai kaos bertuliskan 'damn, i'm too fab' dan rok bermotif tribal.

"There's someone asked me a question that i can't answer for a year." Astaga, aku mulai curhat dengan Luke. Kalian tau kan yang aku maksud siapa? Bradley.

"Ask what? Do you wanna build a snowman? Like that?" Luke masih saja bercanda padahal aku sudah memasang wajah super serius. Aku memukul lengannya beberapa kali sampai dia mengaduh kesakitan.

"Just dummy people who ask that, example: you and Anna. He ask do i like him, but i don't know if i like him or not." Aku bercerita ke Luke, Luke manggut-manggut. Dia mengerti tidak, sih?

"I get it, just tell the truth." Ucap Luke sambil tersenyum. Aku menghela nafas. Luke bisa juga memberi pendapat.

"Naya, i want to tell you something." Luke mendadak serius, tapi dering ponselku berbunyi.

"Wait." Aku menaruh jari telunjukku di depan bibir Luke sambil merogoh ponselku. Dari Regina. Aku melangkah ke dekat pohon agar Luke tidak mendengar.

"What is it?" Tanyaku ke Regina dengan nada kesal.

"Haha, bagaimana kencannya?" Regina tertawa pelan.

"Luke baru saja akan melamarku, tapi karena kau melponku, jadi batal."

"Benarkah? Maafkan aku." Regina terdengar panik, dia gampang sekali dikibuli. Aku terkekeh.

"Tentu saja tidak, sudah jangan ganggu." Baru saja aku mau menutup, Regina bilang, "Bradley menanyaimu daritadi, kepalaku pusing tau tidak?!". Aku hanya tertawa lalu menutup telponnya. Setelah kelulusan, dia masih mencariku dan menanyakan hal yang sama, menyeramkan bukan?

"Who is that? So disturbing." Luke cemberut. Aku mecubit kedua pipinya gemas, dia sangat suka ketika aku mencubit pipinya.

"It's Regina, just asking how it goes. So, what are you going to tell me?" Tanyaku sambil mengangkat dua alisku. Luke menggaruk kepalanya.

"What is it?" Aku menyenggolnya yang terlihat gugup. Aneh sekali dia.

"I love you, Naya Amylie Bell. I want you for worse or for better, i would wait for you forever and ever, will you be my girlfriend?" Tangan Luke memegang tanganku, mata birunya menatapku dalam. Jantungku berdebar sangat cepat sampai aku tidak bisa merasakannya, kupu-kupu beterbangan diperutku yang membuat kakiku serasa terangkat dari tanah.

"I'll never say no, Luke Robert Hemmings." Aku memeluknya erat seperti anak kecil yang memeluk boneka teddy bear-nya. Luke mencium puncak kepalaku dan menyibak rambutku dengan lembut.

-

Luke baru saja mengantarku pulang. Kami resmi menjadi sepasang kekasih. Can you fucking imagine?!?!

Aku membuka ponselku lalu menekan aplikasi twitter. Ada mention dari Luke, aku membukanya. Mataku terbinar-binar membacanya.

@Luke5SOS: hey there @NayaBell

Aku me-reply-nya.

@Nayabell: @Luke5SOS wazzup

Aku juga me-retweet dan mem-fav-nya. Bukannya tweet hate yang kudapat, malah pertanyaan-pertanyaan dari 5sosfam. Bahkan ada yang mengetahui kalau aku dan Luke jadian lalu menyebarnya.

~~~~~

Cie
Vomments ya!

fans ➸ lrh [completed]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant