Four!

1K 98 23
                                    

Sepatu vans-ku berdentum di lantai kayu kamar Regina. Aku sedang mondar-mandir menunggu Regina yang sedang memakai pakaian di kamar mandi.

"I'm done." Regina keluar dari kamar mandi dengan dress merah dan bandana yang senada. Cantik.

"Aku gugup." Ucapku. Aku masih belum memakai dress-ku. Aku sedang membuka twitter dan ngetweet tentang konser.

@Nayabell: "Going to concert tonight! Regina was so excited lol @ReginaThomp be awesome guys:) @5SOS"

"Cepat pakai pakaianmu." Pinta Regina, aku mengacungkan jempolku dan langsung berganti pakaian ke kamar mandi.

"Apa aku terlihat aneh?" Aku melihat pantulan diriku setelah memakai dress itu. "Tidak, aku terlihat cantik." Ucapku, aku terkekeh sendiri. Lalu aku keluar dari kamar mandi sambil menutup mukaku.

"Sepertinya agak mendung, sebaiknya kau mengenakan ini." Regina menyodorkan cardigan hitam sambil mengambil jaketnya. Aku meraih cardigan itu lalu memakainya. Sekarang masih jam 5 lewat 30 sore, sedangkan konsernya jam 7 malam.

"Apa yang akan kita lakukan?" Aku duduk dipinggiran kasur Regina, Regina ikut duduk disampingku.

"Talking." Balas Regina sambil mengedikkan bahu.

"Apa aku sudah bercerita tentang Bradley?" Tanyaku, Regina yang dari tadi nunduk ngeliatin sepatunya langsung menoleh ke arahku dengan tatapan tidak percaya. Aku juga tidak percaya akan bicara itu.

"Tell me!" Mata Regina melotot sambil memukuli pahaku. Aku memukul tangannya.

"Kemarin, dia datang ke rumahku dengan alasan 'ingin bertemu', lalu dia mengajakku jalan tapi aku menolak! Eh, Mom malah berada di pihak Bradley, jadi aku terpaksa berjalan-jalan dengannya. Ew. Lalu aku dibawa ke pantai, eh aku kesandung! Terus..." Aku sengaja menjeda ucapanku agar Regina penasaran. Regina mangap saking seriusnya mendengarkan ceritaku.

"Dia menyanggah tubuhku dengan tangan--"

"OMG!" Teriakkan Regina memotong ucapanku. Aku menaruh jari telunjukku didepan bibir, menyuruhnya untuk diam. Dia pun diam dan tangannya menopang dagunya yang mungil itu.

"Lalu dia, Bradley, tersenyum like a psycho. Saat aku berjalan pulang, dia menahan tanganku. Tapi syukurlah aku selamat." Aku tertawa kecil setelah selesai bercerita. Regina juga tertawa dengan volume yang besar.

"Kau harus berhati-hati dengannya." Ucap Regina dengan nada serius. Aku malah tertawa mendengarnya. Lalu kami turun ke lantai bawah untuk berpamitan dengan Mom dan Dad Regina yang sedang menonton tv. Setelah berpamitan, aku mengekor Regina ke tempat parkir mobilnya.

"Mr. Bee, antar kami ke Allphones Arena." Kata Regina sambil masuk ke dalam mobil, disusul olehku. Mr. Bee pun menyalakan mesin mobil.

-

"GODDAMN!"

"FUCK, I'M DYING!"

"CALUM!!"

"ASHTON I LOVE YOU!"

"Muke!!"

Teriak gadis dibelakangku.

Suasana konser sangat bising. Apalagi disampingku ada Regina, telingaku bisa panas.

"Naya, I'm going to cry." Regina loncat-loncat hampir mau nangis. Aku memberinya selembar tisue yang langsung dia pakai untuk ingusnya.

"Untung kita di barisan depan, kalau tidak, aku tidak akan bisa lihat mereka karena tubuhku pendek dan terhalang orang-orang." Bisik Regina sambil senyum-senyum. Padahal pendek-kan aku daripada dia. Sumpah, berisik banget.

fans ➸ lrh [completed]Where stories live. Discover now